MAKALAH KELOMPOK AGAMA ISLAM
HORMAT DAN PATUH EPADA ORANG TUA DAN GURU
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
KELOMPOK 3
XI IPA 4
A.TENRI AYU WULANDARI
AHMAD RIZIQ AQSHA
MUH. AHSAN
MUHAMMAD FIKRI AEKAL
MOCH ICHWAN AQILAH
NUR AFIFAH
RAYHAN AHMAD FADHIL
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada kita agar taat dan berbakti kepada orang tua, mengingat banyak dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan mendidik kita Sejak kecil tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak mengharapkan balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak memiliki macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan kita juga dilarang durhaka kepada orang tua.
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat menghormati, saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah penting di tanamkan abad dan tatakrama yang sopan terhadap kedua orang dan santun apabila berbicara terhadap keduanya.
Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak dengan orang tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya, murid dengan guru sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang guru ataupun peserta didik. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita temukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kaidah islamiyyah yang menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati. Dalam berkehidupan saling berdampingan dalam satu kawasan ataupun daerah individualisme lah yang sering dimunculkan di mana rasa gotong royong, membantu satu sama lain sudah sangat sulit sekali kita temukan, terlebih di kota-kota besar yang memang notabene memiliki beragam etnis, kebiasaan, dan budaya yang berbeda beda.
Dengan adanya makalah ini penyusun mencoba menjelaskan tentang pandangan islam tentang adab/tatakrama/ prilaku yang seharusnya dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. RUMUSAN MASALAH
2.1 Apa definisi hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru?
2.2 Apa saja daliL/hadis tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru?
2.3 Bagaimana cara berbakti kepada orang tua dan guru ?
2.4 Hikmah tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru!
3. TUJUAN DAN FUNGSI
3.1 Pembaca dapat memahami tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua
3.2 Pendorong timbulnya perbuatan baik kepada kedua orang tua
3.3 Dapat mengambil hikmah dari kisah teladan kepada kedua orang tua dan guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Bagaimana cara membalas kebaikan orang tua? Salah satu cara membalas kebaikan orang tua yaitu bersikap patuh kepada orang tua. Selain kepada orang tua, kita harus bersikap patuh kepada guru dan sesama anggota keluarga. Berikut pengertian mengenai hormat dan patuh.
Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua, guru sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang tua. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada orang tua. Berbakti Kepada orang tua merupakan salah satu amal saleh yang mulia. Perintah berbakti kepada orang tua terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya QS.Al Baqarah ayat : 83 yang artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”.
Adapun hadis tentang berbakti kepada orang tua :
Artinya:
Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: “Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah itu di dalam kemarahan kedua orang tua.” (HR. al-Tirmidzi).
Penjelasan.
Di dalam hadits ini bukan saja terdapat himbauan untuk berbakti kepada kedua orang tua, tetapi juga seruan untuk mendapatkan kerelaan mereka berdua. Kedudukan orang tua nomor dua setelah Allah swt. Allah tidak rela dengan kita, kecuali setelah orang tua kita ridho dengan kita, yaitu dengan cara mengabdi kepada beiiau berdua.
1. BIRRUL WALIDAIN
1. Pengertian Birrul Walidain
Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-birru artinya kebajikan danal-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. Jadi, Birrul Walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.
2. Kedudukan Birrul Walidain
Birrul Walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam. Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik pada keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada keduanya menempati posisi yang sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak yang sangat besar sekali dalam proses reproduksi dan regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan dan mendidik anaknya, sehingga mempu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat tidak terbatas.
2. CARA BERBAKTI PADA ORANG TUA
A. KETIKA ORANG TUAMASIH HIDUP
1. Jangan Meninggikan Suara
2. Selalu Taat Dalam Keadaan Apapun
3. Berbicara Santun dan Lemah Lembut
4. Memberi Perhatian Lebih
5. Menjaga Nama baik
6. Meringankan Bebannya
7. Muliakan Dan Cintai Kerabatnya
8. Jangan Menyalahkan Orang Tua
9. Berpamitan Setiap Akan Bepergian
10. Bersikap Hormat
11. Dahulukan Orang Tua
12. Jangan Berbicara Dusta
13. Membantu Keuangan
14. Memberi oleh-oleh
15. Jangan Mendahului Ketika Berjalan
B. KETIKA ORANG TUA SUDAH MENINGGAL
1. Mendo’akan kedua orang tua.
2. Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua.
3. Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia.
4. Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang tidak pernah terjalin.
5. Memuliakan teman dekat keduanya.
6. Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada.
3. HIKMAH YANG BISA DI AMBIL DARI BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
1. Merupakan Amal yang Paling Utama
Birrul walidain adalah perbuatan yang sungguh mulia, perbuatan itu termasuk kedalam suatu amalan yang paling utama. Seperti hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.
“Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’
Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘
Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’ [2]
2. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Perihal berbakti kepada kedua orang tua begitu pentingnya, hingga segala hal untuk keridhaan (kebaikan) seorang anak Allah SWT memberikan kuasa kepada kedua orang tuanya. Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:
“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”[3]
3. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan yang Sedang Dialami
Jika seseorang kehidupannya terasa susah dan tidak berkah, bisa jadi salah satunya adalah karena hubungannya tidak begitu baik dengan kedua orang tuanya. Berbakti kepada kedua orang tua, menyayanginya serta menjaga hubungan baik dengan keduanya ialah melakukan suatu amalan yang utama.
Meskipun seorang anak sudah mencoba untuk terus berbakti kepada kedua orang tuanya, bukan berarti tidak akan ada lagi kesulitan maupun cobaan baginya.
Tidak ada orang beriman yang tidak di uji, justru ujiannya akan semakin berat, hal tersebut sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba yang dicintaiNya, agar lebih dekat kepadaNya agar terangkat derajad dari seorang hamba tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi setiap kesulitan hidup, yaitu dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut (birrul walidain). Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
Haditsnya sebagai berikut:
“ …Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain:
‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata:
‘Ya Allah, sesung-guhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain.
Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas.
Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun.
Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..”[4]
4. Akan Diluaskan Rizki dan Dipanjangkan Umur
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua sebelum kepada yang lainnya. Mungkin masih banyak dijuampai di masyarakat kita, silaturahmi yaitu sering berkunjung kepada teman-temannya, akan tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah.
Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya. Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua, karena dekat kepada keduanya -insya Allah- akan dimudahkan pintu rizki dan dipanjangkan umurnya.
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahimnya.” [5]
Maksud dari hadist diatas, Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.” Dalam hal ini yang paling utama ialah kepada kedua orang tua, saudara-saudara, kerabat barulah kepada yang lainnya seperti guru, tetangga dan teman-teman kita.
5. Akan Dimasukkan Ke Surga Oleh Allah SWT
Berbuat baik kepada orang tua dan patuh kepada keduanya dalam kebaikan merupakan sebab datangnya rahmat Allah kepada seorang hamba.
Sudah pasti, setiap amal, setiap kebaikan sudah semestinya kita lakukan hanya karena cinta Allah, bukan surga yang utama akan tetapi cinta Allah yangkita tuju. Ketika seorang hamba sudah dicintai Allah, sudah pasti ia akan berada di Surganya Allah ‘Azza wa Jalla.
Sedangkan durhaka kepada orang tua akan mengakibatkan seorang anak mendapat murka Allah dan tidak akan masuk Surga. Dan di antara dosa-dosa yang Allah ‘Azza wa Jalla segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka.
B. HORMAT DAN PATUH TERHADAP GURU
Guru adalah orang yang telah mengajarkan kita dengan berbagai ilmu pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Walau bagaimana pun tingginya pangkatatau kedudukan seseorang ,dia adalah bekas seorang pelajar dan tetap berhutang budi kepadagurnya yang pernah yang pernah mendidik pada masa dahulu.
Kedudukan guru adalah sejajar dengan kedudukan kedua orang tua. Karena jika orang tua dalah orang yang telah membesarkan kita dengan tenaga dan harta, maka guru adalah orang yang telah membesarkan kita dengan ilmu-ilmunya. Kita juga berkewajiban hormat dan berbakti kepada guru sebagaimana wajibnya berbakti kepada orang tua.
Amirul mukminin Ali bin abi talib pernah berkata sebagai berikut.
"aku adalah hamba sahaya orang yang telah mengajarkan satu huruf, terserah padanya aku mau dijual, dimerdekakan ataupun tetap menjadi hambannya"
Syaikhaz-zarnuji dalam kitab ta’lim muta’allim menjelaskan tentang bagaimana cara seorang murid menghormati gurunya antara lain tidak boleh berjalan di depan gurunya ,tidak boleh duduk di kursi guru. Ilmu tidak kan dapat di peroleh secara sempurna kecuali dengan di iringi dengan sifat tawaduk murid terhadap gurunya, karena keridaan guru terhadap murid akan memebantu proses penyerapan ilmu. Tawaduk murid terhadap guru merupakan cermin ketinggian sifat mulia murid. Sifat tunduk kepada guru justru merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya.
Hadis tentang hormat kepada guru :
“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami.” (HR. Al-Bazzar ).
Sikap Menghormati Guru
1. Ucapkan salam ketika bertemu
Hendaklah mengucap salam disertai mencium tangan Bapak/Ibu guru kalian.
2. Berkatalah dengan lemah lembut
Saat berbicara gunakan bahasa yang baik dan sopan.
3. Mematuhi perintah guru yang baik
Patuhilah perintah guru selama itu baik, karena pada dasarnya guru menginginkan siswanya yang terbaik.
4. Menyimak dengan baik ketika guru menerangkan
Usahakan fokus dalam pelajaran dan memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru.
5. Berupaya menyenangkan hatinya dengan cara baik
Buatlah guru kalian merasa nyaman dan senang saat mengajar, dengan menunjukkan perilaku kalian yang baik pula.
6. Jangan mulai berbicara kecuali setelah mendapat izin darinya
berbicaralah disaat yang tepat, jangan mencela atau memotong guru sangat berbicara atau menjelaskan.
7. Tidak berteriak ketika dinasehati guru
Dengarkanlah, saat guru menasehati kalian. Jika kalian hendak berbicara, berbicaralah yang halus.
8. Meminta maaf jika berkata keliru dihadapan guru
Segeralah meminta maaf apabila kalian berbuat salah, baik disengaja maupun tidak disengaja.
9. Meminta izin kepada guru jika hendak melakukan
sesuatu
Meminta izinlah kepada guru, jika kalian hendak keluar meninggalkan kelas atau hanya ingin melakukan sesuatu.
10. Mengucapakan kata “terimakasih” kepada guru dalam berbagai hal
Ucapkanlah terimakasih ketika kalian sudah dibantu guru dalam berbagai hal.
2. Hikmah dari menghormati Guru
1. Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan.
3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi bermanfaat bagi orang lain.
4. Akan selalu didoakan oleh guru.
5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, serta dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt.
6. Seorang guru tidak selalu berada di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan anugerah dan Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1) Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang
tua, guru sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku
hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang tua. Berbakti merupakan
kewajiban anak kepada orang tua.
2) Perilaku hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik dilakukan oleh
seorang muslim. Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini harus diterapkan
kepada siapa saja. Berikut adalah contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang
tua, guru dan anggota keluarga.
3) Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang
terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan
kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah
Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra' dan Hadis riwayat Tirmidzi.
2. SARAN
Sesuai dengan Pembahasan dan kesimpulan di atas, Kami menyarankan untuk dapat memahami konsep pemikiran atau mindset yang baik akan sikap dan tindakan yang benar dalam Menghormati dan Mematuhi kedua Orangtua dan Guru.
No comments:
Post a Comment