Sunday 21 November 2021

Herbarium Rumput Teki Kelompok 1 Kelas Reguler A

 Herbarium Rumput Teki

 

Kelompok 6 Kelas Reguler A 

Mata Kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan

 

Nama Anggota Kelompok

A.Tenri Ayu Wulandari

Andi Dewi Mukrimah

Alpiya Artin

Aryananda Joloen Surya


Proses Pembuatan Herbarium Rumput Teki


Lokasi Pengambilan Herbarium Rumput Teki

Wednesday 18 August 2021

Mengidentifikasi Populasi, Sample, Teknik Analisis Data dan Taraf Kepercayaan Pada Skripsi [Materi Matematika]

 Mengidentifikasi Populasi, Sample, Teknik Analisis Data dan Taraf Kepercayaan Pada Skripsi

 Contoh ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan daur yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Dengan jumlah sampel 32 siswa dari kelas IV SDN 2 Mtro Selatan. Data kegiatan dikumpulkan melalui observasi dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media realia pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari temuan siklus I, siklus II dan siklus III yaitu aktivitas belajar siswa seperti dalam aspek partisipasi, sikap, perhatian dan prestasi mengalami peningkatan disetiap siklusnya yaitu persentase ratarata aktivitas belajar siswa siklus I (36,62%), siklus II (56,83%), dan siklus III (71,58%). Begitu juga hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 17 siswa (53,12%) mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II terdapat 23 siswa (71,87%), dan untuk siklus III meningkat menjadi 27 siswa (84,40%). Apabila hasil belajar siswa dianalisis dengan uji t-tes berdasarkan taraf kepercayaan 5%, (dk): n-1dan n=32 ditemukan sebesar 2,042. Berdasarkan ketentuan tersebut, pada uji t-tes siklus I dengan siklus II didapatkan hasil thitung 2,56 > ttabel 2,042 dan pada uji t-tes siklus II dengan siklus III didapatkan hasil thitung 3,22 > ttabel 2,042. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya hipotesis penelitian ini diterima serta adanya peningkatan nilai dari tiap siklus nya setelah pembelajaran mengunakan media realia.

Berdasarkan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat menggunakan media realia dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi pembelajaran geometri agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Kata kunci: Media realia, aktivitas dan hasil belajar.

Mengidentifikasi Populasi, Sample, Teknik Analisis Data dan Taraf Kepercayaan Pada Skripsi

Judul Skripsi             : PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN   AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Komentar: 

Ø  Populasi

Populasi pada skripsi tentang “Penggunaan Media Realia untuk Meningatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah seluruh siswa kelas IV SDN 2 Metro Selatan

Ø  Sampel

Sampel pada skripsi tentang “Penggunaan Media Realia untuk Meningatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah 32 siswa dari kelas IV SDN 2 Mitro Selatan

Ø  Teknik analisis data

Teknik analisis data pada skripsi tentang “Penggunaan Media Realia untuk Meningatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012” menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Ø  Taraf kepercayaan

Taraf kepercayaan pada suatu pengujian hipotesis adalah 0,05 dan 0,01. Apabila hasil belajar siswa dianalisis dengan uji t-tes berdasarkan taraf kepercayaan 5%, (dk): n-1dan n=32 ditemukan sebesar 2,042. Berdasarkan ketentuan tersebut, pada uji t-tes siklus I dengan siklus II didapatkan hasil thitung 2,56 > ttabel 2,042 dan pada uji t-tes siklus II dengan siklus III didapatkan hasil thitung 3,22 > ttabel 2,042. Artinya hipotesis penelitian ini diterima serta adanya peningkatan nilai dari tiap siklus nya setelah pembelajaran mengunakan media realia.

 

 

 

 

TUGAS MATEMATIKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


NAMA           : A. TENRI AYU WULANDARI

KELAS          : XII IPA 4

SEKOLAH    : SMAN 13 MAKASSAR

 

Tuesday 17 August 2021

Rumus Sudut Sudut Istimewa ( Trigonometri)

Rumus Sudut Sudut Istimewa ( Trigonometri)



 1. Tabel Trigonometri Sudut Istimewa Kuadran 1

  30° 45° 60° 90°

Sin (Sinus) 0 ½ ½√2 ½√3 1

Cos (Cosinus) 1 ½√3 ½√2 ½ 0

Tan (Tangen) 0 ½√3 1 √3

2. Tabel Trigonometri Sudut Istimewa Kuadran 2

  90° 120° 135° 150° 180°

Sin (Sinus) 1 ½√3 ½√2 ½   0

Cos (Cosinus) 0 -½√2 -½√3 -1

Tan (Tangen) -√3 -1 -½√3   0

3. Tabel Trigonometri Sudut Istimewa Kuadran 3

  180° 210° 225° 240° 270°

Sin (Sinus) 0 -½√2 -½√3 -1

Cos (Cosinus) -1 -½√3 -½√2 0

Tan (Tangen) 0 1/3√3 1 √3

4. Tabel Trigonometri Sudut Istimewa Kuadran 4

  270° 300° 315° 330° 360°

Sin (Sinus) -1 -½√3 -½√2 0

Cos (Cosinus) 0 ½ ½√2 ½√3 1

Tan (Tangen) -√3 -1 -1/3√3 0

Monday 16 August 2021

Contoh Text Analytical Exposition tentang Pendidikan

Contoh Text Analytical Exposition



 The Importance of Education

Education is very important for us. These day, if we want to look for a job, education is the important requirement for applying a job. That’s why we need to educate well to get good job. 

However, Indonesian education is not able to compete with others developed countries. We can see it from the condition of education in Indonesia, there are so many students drop out of school, do not have a uniform, swim to go to school because of the broken bridge, do not have money to go to school and school facilities that very limited.

Actually, Indonesia is a great country with many talented young generations. It was undoubted again that there are so many Indonesian students who win the international education Olympiads such as mathematics, chemical, physics and other. But, some of their talents can be improve well due to lack of facilities at their school.

  Let’s us make an effort to make Indonesian education better. Do not give up on the fate of our nation today, and continues to struggle in making better Indonesia.


Sunday 15 August 2021

DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL

 DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL



Seperti yang  kita ketahui, Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain,  yang saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Setiap individu pasti melakukan hubungan sosial karena pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak akan lepas dari interaksi sosial atau kontak sosial dengan indvidu atau kelompok yang lain.

Pada kesempatan kali ini kami akan mempresentasekan sebuah mengenai Dampak Hubungan Sosial.


Materi :

Setiap hubungan social yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki dampak-dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif untuk kehidupan mereka.

Dampak positif dari hubungan sosial yang terjadi di masyarakat antara lain:

Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh masyarakat. Dampak sosial dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain:


1. Mendorong masyarakat berpikir maju. Dengan adanya hubungan sosial masyarakat akan mendapatkan pengetahuan, dan perembesan (difusi teknologi) sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpikiran maju.

Contoh : hubungan sosial antara guru dengan siswa, masyarakat desa dengan masyarakat kota, bangsa maju dengan bangsa berkembang. mahasiswa KKN dengan masyarakat desa.


2. Mempererat persahabatan antar warga. Dengan adanya hubungan sosial seperti kerja bakti, gotong royong, arisan dll. Tali persaudaraan antar warga akan semakin erat.


3.     Memunculkan adanya pembagian kerja dalam masyarakat

Masyarakat merupakan kelompok sosial yang terdiri dari berbagai individu

yang masing-masing memiliki keahlian tertentudan dengan adanya hubungan sosial mereka akan terseleksi dengan sendirinya untuk berperan sesuai dengan keahliannya sehingga terdapat job description atau pembagian kerja.

Contoh : Hubungan kerja yang terjadi antar individu dalam sebuah erusahaan, orang yang ada di dalamnya akan terseleksi untuk mendapatkan tugas dan kedudukan sesuai dengan keahliannya misalkan direktur, manager produksi, keuangan sampai dengan Office Boy.


4. Mendorong terwujudnya demokrasi. Dengan adanya hbungan sosial masyarakat akan membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi 

(pendapatnya sehingga muncul DPR sebagai lembagapenyalur aspirasi masyarakat yang merupakan cerminan kekuasaan rakyat (demokrasi)


5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi: Dengan adanya hubungan sosial maka kebtuhan masyarakat dapat saling terpenuhi, lancarnya penyaluran barang dari produsen dan konsumen merupakan indikasi peertumbuhan ekonomi.

Contoh : hubungan yang terjadi antara produsen,penjual dan pembeli . Proses produksi yang diikuti dengan distribusi dan daya beli dapt meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kerjasama antar pemerintah kabupaten Purbalingga dengan pengusaha Korea memunculkan industri rambut palsu dan bulu mata palsu di Purbalingga yang mampu menyerap  ribuan tenaga kerja di Purbalingga dan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, Purbalingga serta meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi purbalingga.Begitu juga kerjasama atau hubungan antara Indonesia demgan negara Jepang juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


6. Dapat mendorong proses Internalisasi. Dengan adanya hubungan sosial maka proses penghayatan yang berlangsung sepanjang hidup manusia dapat terjadi. Manusia aka belajar untuk mengolah dan mengendalikan perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya dalam pembentukan kepribadiannya. Melalui hubungan sosial proses internasilasi terjadi pada diri seseorang.

Contoh : penghayatan nilai dan norma agama dapat terjadi melalui hubungan sosial yang terjadi antar pemuka agama, ahli agama, ustad dengan santri santrinya.


7. Mempermudah proses enkulturasi. Melalui hubungan sosial proses belajar dan menyesuaikan alam pikir seta sikap terhadap adat, sistem norma, serta peraturan yang terdapat dala kebudayaan seseorang akan berlangsung.

Contoh: hubungan sosial yang terjadi antar siswaPurbalingga dengan siswa singapura melalui program student exchange, proses enkulturasi akan terjadi diantara mereka karena ada perbedaan adat norma dan kebudayaan yang dimiliki oleh masing masing siswa.

Baca Juga : Contoh Laporan Sosiologi


Dampak Negative Hubungan Sosial


1. Persaingan (competition)

Persaingan merupakan proses sosial di mana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum, tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman.

Contoh : persaingan kelompok terjadi antar kelompok, misalnya perusahaan yang bersaing untuk dapat menguasai pasar. persaingan ras kulit putih dan ras kulit hitam. 


2. Kontravensi (contravention)

Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala ketidak pastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keraguan terhadap kepribadian seseorang. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian tetapi tidak sampai menjadi pertentangan.


3. Dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

Misalnya :

Persaingan untuk memperoleh jabatan dengan cara menjelek-jelekan lawan dan persaingan dibidang ekonomi dengan cara menjatuhkan usaha orang lain.


4. Timbulnya ketegangan dan pertengkaran sosial

Perbedaan pendapat, dan pandangan dalam hubungan sosial yang tidak dapat terselesaikan dan sering menimbulkan ketegangan sosial dan bahkan ada kalanya muncul menjadi konflik fisik.

Misalnya :

Demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha, tawuran pelajar, perang antarkampung, Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua. 


5. Munculnya Pertentangan atau pertikaian (confict)

Masyarakat terdiri dari orang-orang atau kelompok orang yang memiliki perbedaan-perbedaan seperti ciri-ciri badaniah, perilaku, tujuan, dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebut harus disikapi secara arif dan bijaksana. Pertentangan adalah suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lain yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Akibatnya :

Goyah atau retaknya persatuan suatu kelompok.

Perubahan kepribadian para individu.

Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa.

6. Terjadinya asimilasi yaitu proses sosial yang timbul jika muncul budaya yang berbeda yang lama kelamaan budaya asli akan berubah membentuk kebudayaan baru.


7. Terjadi akulturasi negatif, yaitu dua kebudayaan yang saling mempengaruhi menjadikan hilangnya kepribadian dari dua kebudayaan itu.

 

KESIMPULAN

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positive maupun dampak negative. 


SARAN

Sebaiknya manusia sebagai makhluk sosial melakukan hubungan sosial baik antar individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelempok dengan kelompok. Dan manusia juga harus berpikir positif untuk menghadapi dampak negative dari hubungan sosial. Karena Dimesi dari kehidupan ata hubungan sosial tidak lepas dari dampak positif dam dampak negatif.


Saturday 14 August 2021

MENGIDENTIFIKASI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

MENGIDENTIFIKASI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945



Kekuatan Suprastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

4. Presiden/Wakil Presiden

5. Mahkamah Agung

6. Mahkamah Konstitusi

7. Komisi Yudisial

8. Badan Pemeriksa Kekuangan

Secara garis besar berdasarkan UUD 1945 tugas dan wewenang lembaga negara yang merupakan kekuatan suprastruktur politik di Indonesia adalah sebagai berikut.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

1. Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945).

2. Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlah sebanyak 4x jumlah provinsi anggota DPD (UU Nomor 22 tahun 2003).

3. MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, bukan lembaga tertinggi negara.

4. Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dan hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD NRI Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

5. MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Presiden

1. a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan calon (Pasal 6 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).


b. Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 6 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.


c. Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945 :


Tugas Presiden sebagai Kepala Negara tercantum dalam peraturan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut :

1. UUD 1945 Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

2. UUD 1945 Pasal 13 ayat 1: Presiden mengangkat duta dan konsul.

3. UUD 1945 Pasal 13 ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

4. UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

5. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional

6. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

7. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

8. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

9. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan

10. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3:  Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak


Presiden sebagai Kepala Pemerintahan tertuang dalam peraturan perundangan-undangan sebagai berikut :  

1. UUD 1945 Pasal 4 ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.

2. UUD 1945 Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

3. UUD 1945 Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

4. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 1: Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah

5. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 2: Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.

6. UUD 1945 Pasal 20 Ayat 4: Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.

7. UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2: Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

8. UUD 1945 Pasal 23F Ayat 1: Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

9. UUD 1945 Pasal 24A Ayat 3: Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden

10. UUD 1945 Pasal 24B Ayat 3: Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

11. UUD 1945 Pasal 24C Ayat 3: Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.


12. UUD 1945 Pasal 28I Ayat 4: Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

13. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya

14. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang

15. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

1. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

2. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan (Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

3. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat (Pasal 20 A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

4. Hak anggota DPR, hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul/pendapat dan hak imunitas (Pasal 20 A ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).


Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

1. BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

2. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal 23E ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).


Mahkamah Agung (MA)

1. MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

2. MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

3. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

Mahkamah Konstitusi

A) Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :

1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD NRI Tahun 1945

2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.

3) Memutus pembubaran partai politik.

4) Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

b) Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan MA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.

Baca Juga : Makalah Cut Meutia

Komisi Yudisial (KY)

A. KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden atas persetujuan DPR (Pasal 24B ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).

B. KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

a. DPD merupakan bagian keanggotaan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari setiap provinsi.

b. DPD merupakan wakil-wakil provinsi.

c. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, selama bersidang bertempat tinggal di ibukota negara RI (UU Nomor 22 tahun 2003).

d. DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah dan yang berkaitan dengan daerah.

Friday 13 August 2021

Tips dan Langkah langkah Membuat Laporan Lengkap

Tips Membuat Laporan Lengkap



Membuat laporan mudah kok!!

JUDUL PRAKTIKUM

I. PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

Biasanya berisi tentang latar belakang percobaan atau penelitian yang akan dilakukan

2. Tujuan

Berisi tentang tujuan percobaan atau penelitian yang akan dicapai

II. DASAR TEORI

Berisi teori yang berhubungan dengan percobaan yang akan dilakukan

III. METODE PERCOBAAN

1. Alat dan bahan

2. Skema percobaan

3. Tata laksana percobaan

4. Analisa perhitungan

Baca Juga : Laporan Praktikum Bakteri pada Nasi Basi

IV. DATA DAN HASIL PERCOBAAN

1. Data

2. Grafik percobaan

3. Perhitungan

V. PEMBAHASAN

1. Metode dibahas kelebihan dan kekurangan

2. Tinjauan terhadap data percobaan

3. Tinjauan dan perbandingan terhadap referensi

VI. KESIMPULAN

VII. DAFTAR PUSTAKA

VIII. LEMBAR PENGESAHAN

IX. LAMPIRAN

Thursday 12 August 2021

Pengertian dan Jenis Jenis Narasi

Pengertian dan Jenis Jenis Narasi 

 Pengertian Narasi

Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

Jenis-Jenis Narasi

1. Narasi Informatif

Pengertian narasi informatif adalah sebuah narasi yang mempunyai tujuan secara tepat dalam penyampaian informasi mengenai sebuah peristiwa atau suatu hal yang mana berguna untuk memperluas, memperbanyak atau menambah pengetahuan orang lain tentang kisah seseorang.

2. Narasi ekspositoris

Pengertian dari narasi ekspositoris adalah serangkaian narasi yang menceritakan tentang kisah seseorang dengan sangat informatif sehingga pembaca dapat dengan mudah dan jelas memahami apa yang dibahas atau diceritakan.

Biasanya didalam narasi ekspositoris, seorang penulis menceritakan peristiwa yang ada dengan landasan yang sebenarnya atau berdasarkan fakta kenyataannya. Sosok pelaku yang lebih ditonjolkan dalam narasi ini biasanya hanyalah satu orang saja. Seperti narasi seorang pelaku yang menceritakan kehidupannya mulai dari kecil hingga sampai pada saat akhir kehidupan atau kematiannya

Narasi diberi keindahan sebuah eksposisi ( penulisan dalam hal yang singkat, padat, jelas, dan akurat atau logis ) yang mana berlaku juga dalam penulisan narasi ekspositoris. Kebijakan ini bersangkutan dengan pemakaian bahasa yang nyata atau berdasarkan fakta ( logis ) sehingga narasi jenis ini tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

Baca Juga : Pengertian dan jenis jenis  Majas

3. Narasi artistik

Pengertian dari narasi artistik adalah sebuah narasi yang memiliki tujuan yang tak lebih adalah menyampaikan suatu amanat tersembunyi yang diketahui oleh penulis yang mana ditujukan kepada para pembaca atau pendengar sehingga seorang pembaca memiliki kesan tampak seolah-olah melihat dengan nyata.

4. Narasi sugestif

Pengertian narasi sugestif adalah karangan narasi yang ditulis berdasarkan hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi dari penulis untuk memberikan maksud tertentu kepada para pembaca, sehingga pembaca seolah-olah terkesan berada atau terlibat didalam suatu narasi tersebut. Narasi jenis ini bisa ditemui pada cerpen, hikayat, dongeng atau novel.


Wednesday 11 August 2021

Makalah Biografi Cut Meutia

  Makalah Biografi Cut Meutia

 






Nama: Tjoet Nyak Meutia

Lahir: 1870, Kesultanan Aceh

Meninggal: 24 Oktober 1910, Aceh

Kebangsaan: Indonesia

Anak: Teuku Raja Sabi

Pasangan:

Teuku Muhammad (m. ?–1905)

Pang Nanggroe (m. ?–1910)

Orang Tua:

Teuku Ben Daud Pirak (ayah)

Cut Jah (ibu)

Agama: Islam


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Perang Aceh yang terjadi dari tahun 1873 sampai 1904 yang ditandai dengan menyerahnya Kesultanan Aceh menjadi salah satu perlawanan yang cukup sengit melawan kolonial Belanda pada saat itu. Perebutan wilayah Aceh oleh Belanda dan rakyat Aceh yang tidak rela wilayahnya dikuasai oleh Belanda  menjadi faktor utama perlawanan di Aceh. Banyak rakyat yang gugur dalam perlawanan tersebut  termasuk para pemimpin perlawanan seperti Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, dan masih banyak lagi.

Namun makalah ini akan lebih dmenjelaskan tentang perlawanan rakyat Aceh dengan Belanda yang dilakukan oleh wanita-wanita perkasa salah satunya yaitu Cut Meutia. Dimana Cut Meutia ini adalah seorang wanita yang berani dan ikut dalam melawan Belanda bersama dengan Suami dan teman-teman mereka. Perjuangan wanita dalam perang adalah sesuatu yang tidak biasa. Perang biasanya dilakukan oleh laki-laki yang memang memiliki kekuatan yang lebih besar daripada wanita. Tetapi dalam perang Aceh ini wanita menjadi salah satu kekuatan yang tidak kalah dari laki-laki. Tidak hanya menjadi prajurit perang, Cut Meutia juga menjadi pemimpin perang melawan Belanda.

B.   Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, rumusan masalah yang dapat ditulis yaitu :

1.      Bagaimana biografi Cut Meutia?

2.      Bagaimana perjuangan Cut Meutia melawan Belanda?

3.      Bagaimana kepemimpinan Cut Meutia dalam perang?

4.      Bagaimana masa akhir hayat Cut Meutia ?

C.   Tujuan

Tujuan makalah ini disusun yaitu untuk mengetahui bagaimana biografi dan perjuangan seorang Cut Meutia sebagai seorang wanita melawan kolonial Belanda dari awal berjuang bersama suami hingga menjadi pemimpin perang

BAB II
PEMBAHASAN


A. Biografi Cut Meutia

Cut Meutia atau Cut Nyak Meutia lahir tahun 1870 di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara. Orang tuannya bernama Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah. Cut Meutia merupakan putri satu-satunya dalam keluarga tersebut. Keempat saudaranya semua laki-laki. Ayahnya seorang ulee balang[7] di desa Pirak, daerah Keureutoe.

Ketika dewasa Cut Meutia menikah dengan Teuku Samsyarif dengan gelar Teuku Chik Bintara. Namun Teuku Samsyarif berwatak lemah dan sikap hidupnya yang ingin berdampingan dengan pihak Belanda. Akhirnya Cut Meutia bercerai dan kemudian menikah dengan adik Teuku Samsyarif sendiri yaitu Teuku Chik Muhammad atau dikenal dengan nama Teuku Chik Tunong.

B. Perjuangan Cut Meutia Melawan Belanda

1)      Bersama Teuku Chik Tunong

Pergerakan dimulai pada tahun 1901 dengan basis perjuangan di Krueng Pasai, Aceh Utara. Di bawah komando Teuku Chik Tunong mereka mematai-matai gerak-gerik tentara lawan terutama rencana patroli dan pencegatan sehingga lokasi patroli Belanda segera dapat diketahui. Juni 1902 karena informasi pengikutnya, Teuku Chik Tunong berhasil mengalahkan seorang pimpinan dan 8 pasukan Belanda.

Agustus 1902 pasukan Chik Tunong dan Cut Meutia mencegat pasukan Belanda yang berpatroli di daerah Simpang Ulim, Blang Nie. Strategi yang dipakai oleh pasukan Aceh untuk mencegat pesukan Belanda adalah dengan menempatkan pasukannya di daerah yang beralang-alang tinggi dekat jalan tidak jauh dari Meunasah Jeuro sehingga memudahkan para pejuang menyintai dan sekaligus melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Di dalam penyerangan ini pasukan Belanda lumpuh total dan para pejuang muslim dapat merebut 5 pucuk senapan[8].

November 1902 jebakan kabar burung yang disusun oleh Cut Meutia berhasil dilakukan oleh Chik Tunong dan pasukannya yang menewaskan Letnan De Cok dan 28 prajuritnya serta 42 pucuk senapan diperoleh kaum muslimin. Selain itu pasukan Cut Meutia juga sering menyabotase kerta api, penghancuran hubungan telepon hingga jalur perhubungan untuk mengangkut logistik pasukan Belanda.

9 Januari 1903, Sultan bersama dengan Panglima Polem Muhammad Daud, Teuku Kumala dan beberapa pemuka kerajaan lainnya telah menghentikan perlawanan terhadap Belanda. Atas dasar tersebut Cut Meutia dan Teuku Chik Tunong pun juga ikut turun tanggal 5 Oktober 1903. Kemudian mereka tinggal di Keureutoe tepatnya di Jrat Manyang yang kemudian pindah ke Teping Gajah daerah Panton Labu atas persetujan Komandan datasemen Belanda di Lhokseumawe.

Akhir perjuangan Teuku Chik Muhammad atau Chik Tunong dengan Cut Meutia yaitu ketika peristiwa di Meurandeh tanggal 26 Januari 1905. Pembunuhan pasukan patroli Belanda di Meunasah Meurandeh Paya. Menurut penyelidikan Belanda bahwa Teuku Chik Tunong terlibat dalam pembunuhan tersebut. Akhirnya Teuku Chik Tunong ditangkap dan dihukum tembak mati. Sebelum mati, Teuku Chik Tunong memberikan wasiat kepada sahabatnya untuk menjaga Cut Meutia dan putranya yaitu Teuku Raja Sabi. Hukuman tersebut dilaksanakan pada bulan Maret 1905 di tepi Pantai Lhokseumawe dan kemudian di jenazah Chik Tunong di makamkan di Masjid Mon Geudong.

2)      Bersama Pang Nanggroe

Ketika Cut Meutia ditinggal wafat oleh Teuku Chik Tunong, ia sedang hamil tua. Baru setelah melahirkan ia mendapat kabar bahwa suaminya telah wafat ditembak mati oleh Belanda. Keadaan Cut Meutia pada saat itu sedang sakit parah karena kehabisan darah setelah melahirkan. Jadi perjuangan bersama Pang Naggroe dilakukan setelah Cut Meutia sehat kembali seperti semula. Dalam proses penyembuhan tersebut Pang Nanggroe juga menikahi Cut Meutia karena wasiat yang telah diberikan oleh sahabatnya. Dengan perkawinannya, wanita ini bagaikan meneruskan obor perlawanan kepada Nanggroe.[9] Beberapa waktu kemudian keadaan Cut Meutia  sudah sehat dan siap untuk perang bersama suaminya melawan Belanda.

 Di pihak Belanda mendatangkan pimpinan Marsuse yang kejam dan tidak berperi kemanusiaan, namanya yaitu Kapitan Christoffel. Pasukan Belanda diperkuat dan penjagaan disetiap pelosok yang selama ini menjadi daerah pertempuran antara mereka dengan barisan muslimin[10]. Karena hal tersebut banyak umat muslimin yang syahid dalam peperangan. Namun Pang Nanggroe tetap utuh dalam kepemimpinannya meskipun sedikit kenunduran.

Suasana perjuangan kaum muslimin semakin terdesak karena pasukan Belanda yang dipimpin oleh Christoffel. Siapa pun orang muslim yang ditemuinya langsung di tembak di tempat. Namun Pang Nanggroe dan Cut Meutia tetap berada di garis depan untuk melawan Belanda. Putranya selalu berpindah-pindah tempat sembunyi supaya tidak terjebak oleh patroli marsuse.

Pada siang hari dimana sedang duduk-duduk di suatu pondok, Pang Nanggroe, Cut Meutia dan Teuku Raja Sabi beserta wanita dan laki-laki yang lain, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dari musuh. Akhirnya mereka melarikan diri satu sama lain, ada pula yang melepaskan tembakan kepada musuh. Pang Nanggroe dan Teuku Raja Sabi tetap berada di tempat. Sedangkan Cut Meutia bersama kaum wanita yang lain ikut berlari ke hutan dan mencari tempat yang lebih aman.


Saat itu Pang Nanggroe, Teuku Raja Sabi dan beberapa pengikutnya yang masih bersama mereka berhadapan melawan Belanda. Karena tenaga yang tidak seimbang antara tentara Belanda dan pasukan Pang Naggroe akhirnya banyak yang gugur. Pang Nanggroe juga akhirnya terkena peluru musuh. Peristiwa ini menurut catatan buku “Peringatan 50 tahun marsuse” adalah pada tanggal 26 September 1910.[11]

Dalam keadaan berlumuran darah, Pang Nanggroe memanggil putranya yaitu Teuku Raja Sabi yang berada disampingnya. Beliau menyuruh untuk mengambil rencong yang ada di pinggangnya dan ikat kepala yang dipakainya kemudian lari menyusul ibunya. Setelah mengatakan hal tersebut kepada putranya tiba-tiba tiga orang musuh mendekat. Tuaku Raja Sabi kemudian melarikan diri meninggalkan Pang Nanggroe.

Karena bingung kemana Teuku Raja Sabi akan melarikan diri dan musuh semakin dekat, akhirnya ia naik pohon dan berdiam disana beberapa waktu. Setelah musuh menjauh ia turun dan berjalan ke tempat pondok yang ditinggali tadi. Disana ia bertemu dengan beberapa teman. Teuku Raja Sabi menanyakan kepada mereka dimana ibunya. Mereka menjawab ibunya sudah lari jauh dan mereka bersama Tuanku Raja Sabi akan menyusulnya.

C. Perjuangan Cut Meutia Melawan Belanda Sebagai Pemimpin Perang

       Setelah berjalan beberapa lama kemudian malam hari Teuku Raja Sabi bertemu dengan Cut Meutia bersama rombongan yang lain.  Pagi harinya kaum muslimin yang bersama Cut Meutia dan Tuanku Raja Sabi sepakat kepemimpinan perang digantikan oleh Cut Meutia dan beliau menerimanya dengan syarat jika ia kurang sempurna agar cepat ditegur sehingga segala urusan dapat berjalan dengan lancar. Alasan mereka para pengikut Cut Meutia memilih Cut Meutia sebagai pemimpin menggantikan suaminya yang telah gugur tidak hanya melihat Cut Meutia sebagai mantan istri seorang pejuang dengan pengalaman berperang yang sudah cukup banyak tetapi juga semangat Cut Meutia yang sangat besar dalam berjuang melawan pasukan Belanda walaupun dia seorang wanita. Jika dikaitkan dengan tipe kepemimpinan menurut Max Weber, seorang Cut Meutia termasuk tipe pemimpin karismatik karena pengalamanya dan semangatnya dalam perang dapat mempengaruhi teman-teman dan pengikutnya untuk ikut berperang dan pantang menyerah terhadap Belanda.

Setelah selesai menentukan pemimpin perang, mereka lalu berencana untuk pindah ke Gayo. Untuk pergi ke sana mereka harus keluar masuk hutan dan naik turun gunung. Sampai akhirnya mereka sampai di tempat yang dangkal. Mereka beristirahat dan menanak nasi untuk makan siang. Belum sempat mereka makan tiba-tiba datang patroli musuh. Teuku Raja Sabi yang berada kira-kira seratus meter dari tempat ibunya, mendengar teriakan bahwa musuh datang. Keadaan menjadi kacau. Diantara mereka ada yang melarikan diri, ada pula yang tetap berada disana.

Cut Meutia berusaha memanggil putranya sehingga ia lupa untuk melarikan diri. Tuanku Raja Sabi dibawa oleh seorang muslimin dan secepat mungkin melarikannya. Tinggalah Cut Meutia, Teungku Seupot Mata dan 15 orang lainnya. Perang mulai terjadi antara pihak Belanda dan kelopok dari Cut Meutia. Dari peperangan tersebut Cut Meutia terkena peluru di kakinya. Di saat genting itu ia juga sempat membisikkan sesuatu kepada teman yang berada disampingnya yaitu Teungku Syaikh Buwah bahwa ia diminta untuk mencari dan menjaga putranya dengan baik. Kemudian Teungku Syaikh Buwah langsung pergi mencari Tuanku Raja Sabi. Cut Meutia gugur karena terkena peluru pasukan Sersan W. J. Mosselman.[12] Teungku Seupot Mata dan lima belas orang pengikutnya juga wafat dalam pertempuran tersebut. Perjuangan Cut Meutia berakhir bersama dengan beberapa pengikutnya yang menjadi korban pula.

       Cut Meutia sebagai pelopor dan pemimpin perjuangan mampu mengalahkan pasukan Belanda bersama dengan teman-teman dan pengikut-pengikutnya walaupun pada akhirnya beliau dan banyak dari teman dan pengikutnya gugur dalam peperangan. Namun yang patut di teladani adalah sikap pantang menyerahnya yang sangat besar,  keberaniannya sebagai pemimpin perang dan pengatur strategi dan siasat yang sangat cerdik.

Perjuangan Cut Meutia bersama dengan pahlawan-pahlawan lain dalam melawan Belanda memang sangat berat. Dengan alat perang yang sederhana dari pihak penduduk dan jumlah pasukan yang tidak tentu besarnya mereka harus berhadapan dengan sekelompok pasukan Belanda dengan senjata yang modern dan lengkap serta pasukan yang cukup banyak dan kuat untuk dilawan. Beberapa kali mengalami kekalahan dan kehilangan banyak pasukan namun tidak sedikit pula memenangkan perang dan merampas senjata dari pihak Belanda yang kalah. Semangat mereka pantang menyerah untuk melawan Belanda. Mereka tidak menginginkan tempat tinggal mereka dikuasai oleh Belanda. Mereka berkata bahwa lebih baik mati syahid daripada harus menyerah kepada “kaphe”[13] Belanda.

BAB II
METODOLOGI

Jalannya gerakan sosial dapat diungkapkan berdasarkan kondisi struktural sosial budaya yang mendorong munculnya gerakan, adanya ketegangan sosial, pertubuhan dan perkembangan serta pranata kepercayaan yang sebagai dasar gerakan, faktor pencetus gerakan dan mobilisasi pengikutnya. Kondisi masyarakat yang tertindas karena adanya kekuasaan dari pihak lain menjadi salah satu dorongan yang kuat serta tujuan untuk melakukan gerakan.

Penulisan makalah ini menggunakan metode penelitian sejarah yang bertujuan untuk dapat memahami dan merekonstruksi kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis, dimana arti dari sosiologis itu sendiri yaitu  ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dengan manusia lain, individu dengan individu lain, individu dengan kelompok masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, pemimpin dengan rakyat, rakyat dengan rakyat dan organisasi dengan organisasi lain.[1]

Pendekatan sosiologis digunakan dalam menganalisa peristiwa-peristiwa historis yang dikaji yaitu segi-segi sosialnya. Studi sejarah menggunakan pendekatan sosiologis dikatakan sebagai Sejarah Sosial.  Materi yang ditulis dalam makalah ini menggunakan pendekatan sosiologis dengan konsep pokoknya yaitu seks dan gender. Dimana peran wanita dalam perlawanan menjadi perhatian yang lebih besar karena peran tersebut biasanya dilakukan oleh laki-laki.

Pengertian “perjuangan” menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah perkelahian (merebut sesuatu); usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya; salah satu wujud interaksi sosial termasuk persaingan, pelanggaran dan konflik[2]. Pengertian lain menjelaskan bahwa perjuangan adalah usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan atau dalam masa penjajahan, perjuangan adalah segala usaha yang dilakukan untuk memperoleh kemerdekaan[3]. Menurut Susanto Tirtoprojo (1982: 7), yaitu perjuangan memiliki arti luas, sehingga apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia[4]. Sedangkan Kansil dan Yulianto berpendapat bahwa mereka membedakan antara “perjuangan” dan “pergerakan”. Pergerakan mempunyai arti yang khas, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan menggunakan organisasi yang teratur (Kansil dan Yulianto, 1988: 15). Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka menganggap jika perjuangan masih menggunakan cara tradisional dan belum ada organisasi yang mengatur sebagaimana “pergerakan”[5].

Pengertian kepemimpinan menurut Tead, Terry, dan Hoyt (dalam kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan yang diinginkkan kelompok. Sedangkan menurut Young, pengertian kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus[6].

Beberapa tipe kepemimpinan yang dikemukakan oleh Max Weber antara lain :

1.      Tipe Tradisional yaitu kepemimpinan yang berlandaskan pada tradisi yang sudah ada.

2.      Tipe Karismatik yaitu kepemimpinan yang didasarkan pada mutu tertentu yang terdapat pada pribadi seseorang yang tidak setiap orang memilikinya.

3.      Tipe Legal-Rasional yaitu kepemimpinan yang didasarkan pada komitmen terhadap seperangkat aturan resmi dan diatur secara impersonal.

Lebih jauh lagi makalah ini akan menjelaskan tentang bagaimana perjuangan seorang wanita yaitu Cut Meutia dalam perlawanan di Aceh melawan Belanda. Seorang wanita keturunan orang terpandang di daerahnya bersedia ikut turun dalam perang melawan Belanda bersama dengan suami dan teman-teman seperjuangannya sampai titik darah penghabisan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Cut Nyak Meutia adalah satu-satunya anak wanita dari lima bersaudara dari pasangan Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah. Perjuangan Cut Meutia dimulai setelah beliau menikah dengan Teuku Chik Tunong atau Teuku Chik Muhammad. Beliau adalah seorang yang pemberani dan cerdik. Setelah menikah dengan Teuku Chik Tunong semangat Cut Meutia untuk menghadapi Belanda semakin Besar. Perjuangan mereka berdua berhenti ketika Tuanku Chik Tunong ditangkap Belanda karena terlibat pembunuhan pasukan Belanda. Setelah ditangkap Teuku Chik Tunong kemudian dihukum mati. Sebelum mati, beliau memberikan wasiat kepada sahabatnya agar menjaga Istrinya Cut Meutia dan Putranya yaitu Tuanku Raja Sabi.

Perjuangan kedua Cut Meutia dilakukan bersama dengan suami keduanya yaitu Pang Nanggroe. Walaupun ia tidak memiliki keturunan bangsawan namun keberaniannya cukup besar dalam menghadapi Belanda hingga suatu hari patroli Belanda yang tidak diduga datang ke tempat persembunyian mereka. Di sana lah kemudian Pang Nanggroe dan beberapa pasukan yang bersamanya gugur. Cut Meutia pergi bersama para wanita dan pasukan lain untuk menyelamatkan diri.

Perjuangan Cut Meutia belum berhenti. Setelah Cut Meutia diangkat sebagai pemimpin perang, mereka melanjutkan perjalanan ke Gayo. Di tengah perjalanan saat mereka istirahat, tiba-tiba datang pasukan patroli Belanda. Cut Meutia bersama beberapa pasukan yang masih ada melawan pasukan tersbut. Dalam situasi tersebut pula beliau meminta teman yang berada disampingnya untuk mencari putranya dan menjaganya. Kemudian gugurlah Cut Meutia dalam perlawanan tersebut bersama dengan beberapa pengikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

denrabani. 2013. Pengertian Kepemimpinan, Tipe-tipe Kepemimpian dan Teori-teori Kepemimpinan.dikutip dari

laman http://adenrabani.wordpress.com/2013/11/13/pengertian kepemimpinantipe-tipe-kepemimpinan-teori-teori-kepemimpinan/, waktu akses 15 november 2014 pukul 06.40 WIB.

Ibrahim, Alfian. 1987. Perang di Jalan Allah: Perang Aceh 1873-1912. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ismail, Yakub. 1879. Cut Meutia: Pahlawan Nasional dan Putranya. Semarang: CV. Faizan.

KBBI (versi online/ dalam jaringan). 2012. Juang. Dikutip dari laman “http://kbbi.web.id/juang”, waktu akses 4 januari 2105 pukul 22.26 WIB.

Paul, Van ‘T veer. 1985. Perang Aceh: Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje. Jakarta: Grafiti Pers.

Putra Wahyuza. 2011. Pendekatan Sejarah 2. Dikutip dari laman “http://putrawahyuza.blogspot.com/2011/10/1-pendekatan-sejarah-2-pendekatan.html, waktu akses 2 November 2014 pukul 22.47 WIB.

Yudi, Setianto. 2011. Konsep Perjuangan Dalam Dimensi Sejarah Nasional Indonesia. dikutip dari laman

“https://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsep-perjuangan-dalam-dimensi-sejarah-nasional-indonesia/”, waktu akses 4 Januari 2015 pukul 23.01 WIB.

Zuheimi Aceh. 2010. Cut Nyak Meutia. Dikutip dari laman”http://zuheimiaceh.blogspot.com/2010/11/cut-nyak-mutia.html”,  waktu akses tanggal 2 November 2014 pukul 20.00 WIB.