Sunday 20 September 2020

Naskah Drama pada Kehidupan Sekolah

 Naskah Drama untuk 11 pada kehidupan sekolah



Adilkah ini Bagiku?!

Adegan 1

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh Aisyah telah tiba. Hari di mana dia kembali bersekolah setelah 3 bulan menganggur. Dia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk kembali melnjutkan pendidikannya di SMAN 1 Malang. Sejuk di hati, damai di jiwa, saat pagi mulai menyalakan sinar mentari saat itulah Aisyah melangkahkan kaki nya menuju sekolah dan masuk ke kelas barunya…

Aisyah memasuki kelasnya…

Novi                : “ihh kamu siapa? Dari mana?”

Aisyah             : “saya murid baru di sini…”

Lani                 : “Lusuh banget! Pakaiannya juga udah tidak putih lagi” (tertawa)

Aisyah berjalan melewati Novi, Lani dan Mita…

Mita                 : “heyy kamu mau ke mana? Ihhh jangan duduk di sini! Ini tempat kami bertiga!”

Novi                : “iya,, gak pantes kamu duduk di sini”

Lisa dan Yani melihat itu langsung mengajak Aisyah duduk di sampingnya…

Yani                 : “Kamu duduk di samping kita aja”

Lisa                  : “iya, kamu duduknya di sini, sama kita berdua”

Bell masuk kelaspun berbunyi…

Ibu Maya         : “Selamat pagi anak-anak!! Ibu dapat info kalau murid baru di tempatkan di kelas kita?”

Novi                : “Iya bu” (nada mengejek)

Ibu Maya         : “mari maju perkenalkan diri kamu…”

Aisyah             : “assalamualaikum, saya Aisyah semoga kita bisa berteman dengan baik di sini”

Novi                : “gak level deh…”

Ibu Maya         : “Ibu dengar kamu dapat beasiswa ya?”

Aisyah             : “Iya benar bu”

Farel                : “wahh berarti dia pintar”

Farul                : “ada saingan nih”

Ibu Maya         : “semoga kamu bisa belajar dengan baik di sini”

Aisyah             : “Iya ibu, terima kasih”

Mita                 : “ohh cuman penerima beasiswa”

Novi                : “Intinya dia tidak level dengan kita”

Ibu Mita           : “Kalian lanjutkan tugas yang kemarin dan Aisyah kamu liat catatan dari teman kamu

  Ya”

Ibu Mita kembali ke ruang guru…

Novi                : “catatanku hanya untuk teman teman yang selevel sama aku tidak kayak dia”

Mita                 : “iya”

Lani                 : “bisa bisanya yah dia bisa masuk ke sekolah kita”

Mita                 : “kan dia dapat beasiswa”

Novi                : “kamu mau berteman sama dia?”

Mita                 : “ya tidak lah”

Farul                : “kalian takut di saingi yah??”

Mita                 : “ihh siapa yang takut?”

Farel                : “sudah, kalian tidak usah ribut! Cuman masalah kecil juga”

Novi                : “oke kutua ku…”

Lisa                  : “iya cuman masalah kecil, biar catatanku saja yang dipinjam sama Aisyah”

Yani                 : “iya, catatanku juga lengkap nanti aku pinjamkan ke Aisyah”

Aisyah             : “makasih ya…”

Bell istirahat pun berbunyi…

Yani                 : “Aisyah, ke kantin yuk”

Aisyah             : “iya, kalian duluan aja, nanti aku nyusul, ehh aku belum tau nama kalian”

Lisa                  : “Kalau aku Lisa, dan ini Yani”

Aisyah             : “kalau yang tadi?”

Lisa                  : “yang 3 sekawan itu  ada Novi, Mita dan Lani. Terus yang ketua kelas  itu Farel dan

  temannya Farul”.

Aisyah             : “iya makasih ya”

Adegan 2 (kelas)

Bell masuk kelas pun berbunyi…

Yani                 : “kamu tadi tidak ke kantin?”

Aisyah             : “tidak, aku tadi sudah makan”

Lisa                  : “tapi muka kamu kok pucat? Ini di minum  yaa”

Aisyah             : “tidak usah, makasih”

Yani                 : “ini rezeki, tidak bisa di tolak loh”

Aisyah             : “iya makasih yaa”

Novi, Mita dan Lani masuk ke dalam kelas…

Novi                : “ihh Lisa… kok kamu kasih dia minuman? Memangnya dia tidak bisa beli minum?”

Lisa                  : “yang belikan saya, jadi terserah saya mau kasih ke siapa”

Mita                 : “ehh Novi, kamu tidak usah urusin mereka”

Lani                 : “Lisa, Yani, kamu itu tidak cocok berteman sama dia, kalian orang kaya. Image kalian

  Terganggu”

Yani                 : “Kami tidak peduli”

Lani                 : “ihhh sudah ditanya…”

Adegan 3 (Rumah Aisyah)

Bell pulang berbunyi…

Aisyah bergegas pulang ke rumahnya, Novi, Mita dan Lani mengikuti Aisyah dari belakang. Setelah Aisyah sampai ke rumahnya, Novi, Mita dan Lani melihat rumah Aisyah yang kumal dan kecil. Setelah beberapa menit, Aisyah keluar dari rumahnya kemudian novi dan temannya melihat kalau ternyata Aisyah pergi ke sebuah warung kecil.

Novi                : “ihh dia bikin apa di sana?”

Mita                 : “mungkin dia kerja, rumahnya saja kumuh”

Lani                 : “mungkin itu warungnya?”

Novi                : “berarti benar dugaan kita, dia cuman orang miskin yang dapat beasiswa”

Lani                 : “jadi kita tidak perlu takut di saingi”

Novi                : “kita beda level lah dengan dia”

Mita                 : “pastinya… pulang yuk…”  (tertawa)

Novi                : “Ayo” (sambil tertawa)

Adegan 4 (Kelas)

Bell masuk berbunyi…

Ibu Maya         : “Pagi anak anak, hari ini kita belajar puisi ya, ibu mau kalian membuat puisi dan

  tampilkan di depan.”

Semua              : “iya bu”

Aisyah kemudian masuk ke dalam kelas…

Aisyah             : “Assalamualaikum”

Semua              : “Waalaikumussalam”

Ibu Maya         : “Aisyah? Kenapa terlambat?”

Aisyah             : “Maaf bu saya telat bangun”

Novi                : “huhh kasian”

Ibu Maya         : “kamu kembali ke tempatmu! lain kali jangan di ulang ya!”

Aisyah             : “iya, maaf ibu”

Ibu Maya         : “Yang sudah buat puisi silahkan maju ke depan”

Aisyah mengangkat tangannya…

Aisyah             : “saya sudah selesai bu!”

Mita                 : ihhh cepat banget

Lani                 : dia mau cari perhatian sama ibu Maya (tertawa)

Novi                : dia mau dilirik (tertawa)

Ibu Maya         : iya silahkan maju nak

Aisyah pun membacakan puisinya…

Setelah Aisyah membacakan puisinya, semua teman sekelasnya termasuk ibu Lina memberikan tepuk tangan kepada Aisyah, terkecuali Novi,Lani dan Mita…

Ibu Maya         : wahh,, cara membaca puisimu sangat bagus Aisyah, kamu patut untuk di ikutkan

  dalam kegiatan

Aisyah             : terima kasih ibu

Ibu Maya         : kamu bisa kan?

Aisyah             : saya bu? Iya, saya bisa bu

Ibu Maya menyampaikan sesuatu untuk siswanya…

Ibu Maya         : Begini anak-anak, tadi ibu ketemu dengan kepala sekolah kalau sekolah kita akan

  mengirimkan siswa untuk ikut dalam olimpiade dan yang kepala sekolah usulkan itu

  adalah Aisyah

Farel                : Aisyah? Biasanya Novi

Farul                : sekarang Novi punya saingan

Ibu Maya         : bukan saingan, tapi kan Novi sudah sering.

Farul                : sama saja ibu

Bell istirahat berbunyi…

Ibu Maya         : Aisyah Kamu persiapkan diri ya untuk ikut kkegiatan lomba

Aisyah             : iya ibu

Adegan 5 (taman sekolah)

Novi, Lani, dan Mita melihat Aisyah yang berada di taman sekolah, kemudian mereka menghampiri Aisyah…

Novi                : hey Aisyah, kamu lagi apa di sini?

Aisyah             : saya lagi liat-liat di taman sekolah

Novi                : Aku tidak habis pikir deh, bisa-bisanya kamu itu bisa masuk d sekolah kita

Mita                 : iya, kamu kan orang miskin, tidak selevel sam kita-kita

Lani                 : kamu cuman bermodalkan beasiswa masuk ke sekolah ini

Novi                : ditambah kamu yang sok cari perhatian sama Ibu Maya

Lani                 : sampai kapanpun kamu tidak bisa kalahin kita bertiga dalam hal pelajaran

  (mendorong Aisyah)

Novi                : lemah banget sih jadi orang. Ingat yahh bintang kelas itu cuman aku

Mita                 : Kamu tidak pantas jadi bintang kelas (menunjuk Aisyah)

Bujang sekolah yang melihat kejadian itu menghampiri mereka…

Pak Alim          : eh ehh ada apa ini?

Novi                : apaan sih pak Alim, dia jatuh sendiri

Pak Alim          : Jelas-jelas saya liat kalian berbuat kasar sama temannya

Mita                 : teman dari mananya?

Novi                : ihhh Pak Alim sama aja dengan Aisyah, tidak selevel dengan kami

Lani                 : kita ke tempat lain saja yuk, di sini udaranya agak tercemar

Mita                 : Ayo

Dengan hinaan yang diucapkan Novi, Mita dan Lani meninggalkan Aisyah dan Pak Alim…

Pak Alim          : kamu tidak apa-apa nak?

Aisyah             : saya tidak apa-apa pak

Pak Alim          : lain kali jangan dekat-dekat sama mereka, tabiatnya memang begitu

Aisyah             : terima kasih pak

Aisyah kemudian beranjak meninggalkan taman sekolah, kemudian Pak Alim melanjutkan pekerjaannya

Adegan 6 (kelas)

Keesokan harinya… Aisyah masuk ke dalam kelas dengan senyuman selaras dengan sejuknya suasana di pagi hari, Aisyah memasuki kelasnya…

Aisyah             : Assalamualaikum

Semua              : Waalaikumussalam

Yani                 : Aisyah, bagaimana hasil lombanya?

Lisa                  : iya, bagaimana lombanya? Kamu menang kan? Hmmm aku penasaran

Aisyah             : Alhamdulillah hasil nya sangat memuaskan untuk saya

Farul                : kamu dapat juara? Juara berapa?

Aisyah             : Alhamdulillah aku dapat juara pertama mewakili sekolah kita

Farel                : Masyallah, kamu hebat Aisyah tidak salah kalau Ibu Maya memilih kamu

Sesaat setelah perbincangan kecil itu…

Lani                 : sombong banget, lomba kayak gitu juga

Mita                 : apa kabar Novi yang sudah juarai ratusan lomba, tidak sombong kayak gitu

Novi                : dia kan baru pertama kali ikut lomba, jadi dia sombong (tertawa)

Farel                : kamu takut ya, sudah punya saingan?

Novi                : ihh siapa yang takut, aku sudah bosan ikut lomba kayak begitu

Lisa                  : sudah, kalian tidak usah berdebat

Mita                 : ihh keluar kelas yuk, malas dengar celotehan kalian semua

Novi, Mita dan Lani keluar kelas…

Yani                 : Aisyah, kamu mau ke kantin?

Aisyah             : kalian ke kantin saja,tadi aku sudah sarapan

Lisa                  : kalau begitu kami ke kantin dulu yah

Aisyah             : iya

Lisa dan Yani pun meninggalkan Aisyah dan menuju ke kantin…

Adegan 7 (Di warung)

Lisa dan Yani berbincang bincang tentang Aisyah di saat mereka berdua di jalan pulang…

Lisa                  : Yani, kamu berpikir tidak, kenapa kalau di sekolah Aisyah jarang ke kantin yah terus

  raut wajahnya pucat seperti tidak makan

Yani                 : iya sih, aku juga pikirnya begitu, kenapa ya?

Sambil bercerita, tiba-tiba Lisa melihat Aisyah…

Lisa                  : ehh Yani, liat deh, sepertinya itu Asiyah

Yani                 : iya, ke sana yuk

Lisa dan Yani menghampiri Aisyah yang sedang berbenah benah untuk bekerja…

Yani                 : Aisyah

Lisa                  : ini warung kamu?

Aisyah             : iya, ini warung saya, saya kerja di sini

Yani                 : Kerja?

Aisyah             : iya saya kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup saya, saya kan hidup sebatang kara

Ayah dan Ibu saya sudah meninggal. Jadi saya harus bekerja memenuhi kebutuhan      saya.

Yani                 : sabar ya Aisyah.

Lisa                  : kamu pasti bisa hadapi ini semua

Aisyah             : iya, dan terkadang saya juga harus bekerja sampingan tidak hanya kerja di warung

  Saja.

Yani                 : pasti berat kan hidup seperti ini?

Aisyah             : memang berat, tapi saya harus jalani ini semua

Lisa                  : kamu harus belajar dengan baik, jangan sia-siakan beasiswa kamu, kamu pasti bisa

Aisyah             : makasih ya semangatnya

Kemudian Yani dan Lisa membeli sesuatu di warung Aisyah…

Aisyah             : terima kasih ya Lisa, Yani, lain kali mampir lagi yah..

Yani                 : iya...

Lisa dan Lani pun beranjak meninggalkan warung kecil Aisyah…

Tidak lama kemudian… dengan raut wajah yang muram dan kesal, Novi, Mita dan Lani menuju warung kecil Aisyah…

Mita                 : hey, Aisyah…

Lani                 : keluar kamu

Aisyah pun menuruti perkataan Lani…

Aisyah             : iya, ada apa?

Novi                : ada apa? Beri tahu dia

Lani                 : kamu tahu tidak? Karena kamu Novi itu punya saingan

Mita                 : karena kamu! Nilai dan kepopularitasan Novi itu menurun termasuk kami

Novi                : asal kamu tau yah, kamu itu tidak bisa kalahin kami, kamu itu cuman orang miskin

Lani                 : tidak ada apa-apanya di banding dengan kami. Ingat itu.

Novi                : awas ya, kalau sampai peringkat dan popularitasku menurun karena kamu.

 (mendorong Aisyah)

Seketika itu, Novi, Mita dan Lani merusak dan menghancurkan warung kecil Aisyah…

Aisyah             : Novi, Lani, Mita, jangan, ini satu satu nya yang kupunya, ini mata pencaharianku

 (menangis)

Mita                 : memang kami peduli?

Setelah menghancurkan warung Aisyah, mereka meninggalkan Aisyah dengan raut muka yang senang…

Aisyah             : Ya Allah, cobaan apa ini? Ini satu-satunya yang kupunya, ini penghidupanku, kenapa

mereka menghancurkannya, aku tidak pernah mengusik mereka, namun kenapa mereka mengusikku? Apa karena derajat mereka lebih tinggi dariku? Apa mereka lebih kaya? Orang tua mereka pejabat atau apa? Jadi mereka sesukanya menindasku? Ayah, Ibu? Aku rindu kalian, kenapa kau cepat mengambil mereka? Adilkah ini bagiku Ya Allah?! Saat aku membutuhkan mereka! lalu kau mengambil kebahagian ku! Kenapa Ya Allah?

Pak Alim yang melihat keadaan Aisyah, langsung menuju ke warung Aisyah yang sudah rusak…

Pak Alim          : Aisyah? Ada apa ini? Kenapa warungmu rusak? Kenapa kamu mengis nak?

Aisyah             : Pak Alim, warungku di rusak oleh Novi dan teman temannya

Pak Alim          : oh ulah Novi, dia memang begitu nak, atau mau saya lapor ke Guru kamu?

Aisyah             : jangan pak, saya tidak mau masalah ini menjadi besar

Pak Alim          : Tapi ini sudah kelewatan nak

Aisyah             : tidak apa-apa pak, saya akan memperbaikinya dengan uang tabungan saya

Pak Alim          : Novi dan teman-temannya memang begitu, mereka memang pintar tapi, mereka 

  sombong dan memudahkan segala sesuatu dengan hartanya

Aisyah             : saya sudah tahu tabitnya pak

Pak Alim          : mereka pikir, mereka orang kaya jadi tidak ada yang bisa saingi mereka, jadi kalau

  dia bicara, kamu diam saja

Pak Alim          : mari saya bantu beres-beres nak

Aisyah             : iya makasih pak Alim.

Adegan 8 (Rumah Novi)

Novi masuk ke dalam rumahnya dan melempar tasnya dengan marah- marah mencari Ayahnya…

Novi                : Papa, Papa, ihh Papa di mana sih? (marah-marah)

Ayahnya yang belum berganti pakaian itu langsung menuju ke tempat Novi sekarang…

Ayah                : iya nak? Kamu kenapa? Papa baru pulang! Kamu malah marah marah

Novi                : ihhh papa (berteriak tambah marah)

Ayah                : kamu kenapa? Ayo cerita sama Papa

Novi                : Papa (merengek) di sekolahku kan ada murid baru, dia itu pintar Papa, terus aku

              merasa di saingin sama dia

Ayah                : Itu tandanya kamu harus belajar lagi

Novi                : ihhh Papa tidak mengerti yah, dulu itu yang paling pintar itu aku sekarang sudah di

  gantikan sama dia. Nilaiku juga turun drastis karena dia. Aku tidak mau Papa

Ayah                : “kamu kenapa bisa di kalah sama dia? Pasti kamu pikir dia terus ya?”

Novi                : “iya Papa, aku tidak suka dia, dia itu cuman orang miskin yang bermodalkan beasiswa

Ayah                : “terus maunya apa?”

Novi                : “aku mau kembali seperti dulu lagi, paling pintar dan popular di sekolah”

Ayah                : “Caranya?”

Novi                : “caranya ya Papa Tanya ke guru aku, aku mau kayak dulu, Aisyah harus ada di bawah

  aku. Aku tidak mau yang lain.”

Ayah                : “Papa harus bagaimana nak?”

Novi                : “ihh terserah deh apa caranya, yang penting, nilaiku harus lebih dari Aisyah, apapun

  itu.”(membentak dan marah).

Novi langsung meninggalkan Ayah nya, saat itu pula Ayah novi berpikir…

Ayah                : “saya harus bagaimana? Novi anakku satu-satunya, apapun harus ku lakukan agar dia

  bisa bahagia. Atau bagaimana kalau saya…” (berpikir mencari ide)

Setelah lama berpikir, Akhirnya Ayah Novi harus melakukan sesuatu hal yang bisa menuruti semua yang diinginkan anaknya, yang bisa membuat anaknya bahagia, walaupun dengan cara yang tidak pantas

Adegan 9 (Ruang Guru)

Embun pagi masih terasa, sebelum berangkat ke kantor Ayah Novi menemui salah satu guru Novi di sekolahnya…

Ayah                : “selamat pagi bu”

Ibu Maya         : “selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu pak?”

Ayah                : “hmm begini ibu, saya ayahnya Novi, saya dengar dengar dari Novi katanya dia habis

  ujian, kalau boleh tau nilainya berapa ibu?”

Ibu Maya         : “Novi ya, ohh nilainya bagus”

Ayah                : “ini ibu ada sedikit” (menyodorkan uang)

Ibu Maya         : “ihh apa ini pak?”

Ayah                : “ini ada sedikit rezeky, minta tolong supaya Novi jadi yang terbaik”

Ibu Maya         : “maksudnya pak? Ihh Novikan memang pintar, tidak usah pak”

Ayah                : “tidak usah bu, dipakai saja dan tolong perhatikan novi ibu”

Ibu Maya         : “iya pak terima kasih”

Ayah Novi langsung pergi meninggalkan ruang guru…

Adegan 10 (kelas)

Bell masuk kelaspun berbunyi, Ibu Maya masuk ke dalam kelas untuk membagikan hasil ulangan…

Ibu Maya         : “selamat pagi anak-anak, hari ini ibu akan bagikan hasil ujian kalian”

Mita                 : “akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba”

Ibu Maya         : “hasil ulangan yang tertinggi itu di raih oleh Novi”

Lani                 : “tuh kan, kita bilang juga apa, Novi itu yang terbaik”

Farel                : “sombong”

Mita                 : “memangnya kenapa?”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ibu maya membagikan semua hasil ujiannya kepada murid-muridnya, setelah itu ibu Maya kembali ke ruang guru… Aisyah melihat hasil ulangannya mendapat nilai merah…

Aisyah             : “Aku harus belajar lebih giat lagi deh”

Lisa                  : “kok ulangan kamu dapat merah? Biasanya tidak”

Yani                 : “coba dilihat baik-baik, mungkin ibu Maya salah periksa”

Setelah beberapa menit melihat-lihat kertas jawaban Aisyah…

Lisa                  : “inikan jawabannya D kok di salahin sma ibu Maya? Kamu harus protes

Novi                : ya kalau salah ya, ya salah tidak usah protes”

Tiba-tiba ibu Maya kembali ke dalam kelas dan menyampaikan sebuah informasi…

Ibu Maya         : “maaf ya anak-anak ibu kembali lagi”

Semua              : “iya bu”

Ibu Maya         : “mengenai Aisyah, kegiatan lomba yang akan kamu ikuti pekan ini semuanya akan di

  gantikan dengan Novi, jadi Novi harus belajar lebih giat.”

Farel                : “hah? Kenapa diganti bu?”

Ibu Maya         : “tidak usah bertanya! “

Ibu Maya         : “dan untuk tugas project ibu akan bagi kalian menjadi 1 kelompok besar terdiri dari 5

  anggota dan 1 kelompok kecil yang terdir dari 3 anggota. Saya sudah bagi, nanti di

  bacakan sama ketua kelas.”

Ketika itu juga ibu Maya meninggalkan ruang kelas…

Lisa                  : “ibu maya main ganti-ganti aja”

Aisyah             : “tidak apa-apa”

Lani                 : “akhirnya ibu Maya sadar, ternyata yang lebih pintar itu siapa”

Farel                : “ahh kalian cuman modal anak pejabat”

Lani                 : “memangnya kenapa? “

Farel                : “ah sudah, saya akan bacakan pembagian kelompoknya. Kelompok 1 itu ada Farel,

  Aisyah, Novi, Mita dan Lani. Dan kelompok 2 itu hanya 3 orang, anggotanya yaitu

  Farul,Lisa dan Yani.”

Mita                 : “kok kita sama dia sih!”

Lani                 : “iya tidak level banget sama dia”

Novi                : “kita kerja kelompoknya di rumahku ya! Aku tunggu kalian “

Setelah pulang sekolah, kelompok yang sudah dibagi oleh Ibu Maya, kemudian mengerjakan tugas project kelompoknya di rumah Novi. Tapi sebelum teman teman Novi datang ke rumahnya, Novi merencanakan sesuatu untuk Aisyah agar Aisyah bukan lagi menjadi saingannya.

Novi                : “aku harus buat Aisyah tersingkir, dia kan cuman hidup sendiri, jadi yah tidak aku

  bebas mau lakuin apa saja. Aku harus lakuin sesuatu agar dia tersingkir kalau bisa dia

 mati saja supaya saingan ku tidak ada”. (membuat minuman)

Bell rumah Novi berbunyi, itu tandanya teman-teman Novi sudah datang, Novi mempersilahkan teman-temannya masuk dan bersikap manis dan ramah kepada semua teman –temannya…

Novi                : “Hallo teman-teman, silahkan masuk”

Aisyah             : “Assalamualaikum”

Novi                : ‘waalaikumussalam, silahkan masuk Aisyah”

Mita                 : “ihh tidak level tau, kamu kerja kelompok sama kami”

Farel                : “kalian kenapa sih? Ribut terus”

Novi                : “iya, kalian kenapasih?”

Lani                 :” Ihh Novi, kamu izin dia masuk ke rumah kamu?”

Novi                : “iya, kan dia teman sekelompok sama kita”

Mita                 : “ihh tumbenan kamu ramah sama orang miskin”

Farel                : “baguslah, ehh kita mulai dari mana kerja kelompoknya?”

Mita                 : “tidak tau”

Lani                 : “itu tanya Aisyah saja”

Aisyah             : “kita mulai dari sini ya”

Farel                : “untung ada Aisyah”

Mereka semua Asik mengerjakan tugas kelompoknya. Sementara di dapur.. Ayah Novi yang baru pulang kerja itu sangat lelah dan mencari sesuatu untuk di makan dan diminum…

Ayah                : “di kantor kerjaan nya banyak sekali, di tambah di rumah harus mengurus Novi anak

  ku satu-satunya.”

Ayah Novi yang melihat makanan dan minuman yang tersedia di meja, mengira bahwa minuman dan makanan teersebut di sediakan untuknya

Ayah                : “ini Novi yang sediakan? Ternyata Novi juga mengerti keadaan ayahnya, kelihatannya

  enak.”

Sesegera setelah itu, Ayah Novi langsung mekan dan meminum minuman yang telah Novi beri sesuatu… dan setelah beberapa menit…

Ayah                : “aduhh kenpa ini? Kenapa dada dan perutku sakit? Aduh”

Seketika itu Ayah Novi jatuh dari kursinya…

Teman-teman Novi yang sedang kerja kelompok mendengar suara itu dan menyuruh Novi untuk melihat ke dapurnya…

Farel                : “Suara apa itu Novi?”

Aisyah             : “iya kayak suara benda jatuh?’

Lani                 : “coba kamu cek”

Mita                 : “iya”

Novi seketika tersadar…

Novi                : “jangan-jangan… Papa”

Novi lari menuju dapur, tempat suara jatuh itu terdengar…

Novi                : “Papa…” (menangis ketakutan)

Teman-teman nya yang mendengar itu ikut menghampiri Novi…

Aisyah             : “Novi.. kamu kenapa?”

Farel                : “Astagfirullah, Papa kamu kenapa Novi?”

Novi                : (menangis)

Mita                 : “Papa kenapa?”

Farel                : “hmm ini minuman apa? Kenapa bau nya busuk?”

Lani                 : “tapi warnanya cerah”

Farel                : “Novi, kamu jujur deh, ini minuman apa?”

Novi akhirnya menceritkan yang sejujurnya…

Novi                : “sebenarnya, minuman itu sudah kucampurkan dengan sesuatu”

Lani                 : “sesuatu apa maksudmu? Racun?”

Novi                : “itu sebenarnya bukan untuk papa ku, itu buat Aisyah”(menunjuk Aisyah)

Mita                 : “kamu kok tega?”

Aisyah             : “kenapa hrus saya?”

Farel                : “aku tidak nyangka Novi, kamu ternyata lebih kejam dari yang kuduga”

Aisyah             : “Novi, maafkan saya, karena saya, kamu buat Papamu jadi begini”

Farel                : “ini bukan salahmu Aisyah, ini salah Novi sendiri yang terlalu licik’

Novi                : “iya, ini memang salah aku, aku terlalu licik dan egois, aku cuman mau mengang

  sendiri. Aku menyesal”

Farel                : “sekarang lebih baik kamu minta maaf sama Aisyah dan kamu minta maaf

  sama Papa kamu.”

Novi                : “Aisyah, aku minta maaf sering kasar sama kamu.”

Aisyah             : “jauh sebelum kamu minta maaf aku sudah memaafkan kamu.”

Farel                : “kalian berdua? Tidak mau minta maaf sama Aisyah?”

Lani                 : “Aisyah, kami minta maaf ya, selama ini kami kasar sam kamu”

Mita                 : “iya, aku juga minta maaf Aisyah”

Aisyah             : “aku sudah maafkan kalian”

Mita                 : “Farel, Lani, kita harus minta bantuan ke tetangganya Novi untuk mengurus Papa nya

  Novi.”

Farel, Mita dan Lani kemudian pergi mencari bantuan…

Aisyah             : “Novi, kamu yang sabar ya, ini semua adalah cobaan dari Allah Swt. Jadi kamu harus

  kuat hadapi ini semua”

Novi                : “bagaimana caranya? Aku tidak punya siapa-siapa lagi di sini”

Aisyah             : “tidak usah khawatir, kamu harus berdoa dan tetap berusaha, jangan jadikan ini beban

  Novi, kamu harus tabah. Aku juga dulu seperti kamu, malahan aku lebih parah di

  banding kamu, jadi kamu harus semangat.”

Novi                : “iya makasih ya Aisyah…Papa maafkan Novi Papa”

Akhirnya Novi tersadar, selama ini dia egois dan licik, dia hanya peduli sama dirinya sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Dan hasilnya, dia harus kehilangan orang yang paling dia sayangi nya karena kelicikannya dan keegoisannya. Kini, Novi sadar, bahwa mengalahkan sebuah pesaing itu membutuhkan usaha dan doa bukan menggunakan harta dan keegoisan…

Keesokan harinya…

Pak Alim mendatangi Ibu Maya di Ruang Guru

Ibu Maya         : “Ada apaya pak Alim?”

Pak Alim          : “ibu jujur deh”

Ibu Maya         : “jujur untuk apa?”

Pak Alim          : “saya dengar kabar kalau Ayah nya Novi telah meninggal dunia”

Ibu Maya         : “itu benar pak Alim?”

Pak Alim          : “iya, itu benar, jadi sekarang ibu Maya harus jujur kalau selama ini ibu Maya telah

  menerima uang dari Ayahnya Novi”

Ibu Maya         : “pak Alim kenapa bisa tau?”

Pak Alim          : “saya melihat nya dengan mata kepala saya sendiri”

Pak Alim          : “kalau ibu tidak mau mengaku, saya akan laporkan ibu”

Ibu Maya         : “jangan pak… memang saya telah menerima uang dari Ayahnya Novi, untuk membuat

  Novi bisa tetap terus berada di peringkat 1, tapi sejujurnya saya belu menggunakan 

  uangnya sepeserpun. Ini dia uangnya”

Pak Alim          : “baiklah kalau begitu, saya akan panggilkan Novi dan Aisyah untuk bertemu ibu”

Pak alim kemudian meninggalkan ruang guru dan memanggil Novi dan Aisyah untuk bertemu di ruang guru…

Aisyah             : “Selamat pagi ibu…”

Ibu Maya         : “selamat pagi”

Novi                : “ada apa ya ibu?”

Ibu Maya         : “Novi, ibu turut berduka cita ya atas meninggalnya ayah kamu. kamu tidak boleh

  sedih… ini bukan akhir dari segalanya”

Novi                : “iya ibu”

Ibu Maya         : “begini ibu memnggil kalian kesini untuk jujur. Ini Novi, uang yang ayah kamu berikan

  kepada ibu”

Novi                : “maksudnya bu?”

Ibu Maya         : “ayah kamu yang kasihkan ibu uang ini agar nilai dan peringkatmu yang tertinggi”

Aisyah             : “jadi selama ini?”

Ibu Maya         : “untuk Aisyah ibu minta maaf telah membatalkan semua kegiatan lomba kamu dan

  Novi kamu tidak usah sedih atas kejadian ini, kamu juga tetap pintar kok. Jadi kalian

  berdua harus semngat ya belajar. Kalian harus bersaing secara professional”.

Novi                : “Aisyah Maafkan Papa aku, karena sudah gunakan hartanya untuk menyingkirkan

  Kamu”

Aisyah             : “aku sudah maafkan, dan menurutku kamu juga pintar kok, kamu tidak usah kecil hati.

Novi                : terima kasih ya Aisyah” (memeluk Aisyah)

Akhirnya Novi dan Aisyah bisa berbaikan dan berteman dengan baik. Mereka mengerti bahwa harta dan kekeayaan yang dimiliki bukan modal untuk mengalahkan sebuah pesaing. Pesaing professional adalah dia bisa bersaing tanpa meggunakan yang nanya keegoisan dan kelicikan.

 

No comments:

Post a Comment