Makalah Kimia
Gugus Fungsi Senyawa Organik
Oleh
Kelompok 1
XII IPA 4
A.Tenri Ayu Wulandari
Adinda Tri Oktanti
Ahmad Riziq Aqsha
Andi Ifdal Nur Rahman
Angeline
Annisa Nur Fadillah
Annisa Ramadhani
Aulia Putri Awalya
Citra Anugrah
SMAN 13 Makassar
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Gugus Fungsi Senyawa Organik
Sejarah tentang kimia organik diawali
sejak pertengahan abad 17. pada waktu itu, tidak dapat dijelaskan perbedaan
antara senyawa yang diperoleh dari organisme hidup (hewan dan tumbuhan) dengan
senyawa yang diperoleh dari bahan-bahan mineral. Senyawa yang diperoleh dari
tumbuhan dan hewan sangat sulit diisolasi. Ketika dapat dimurnikan,
senyawa-senyawa yang diperoleh tersebut sangat mudah terdekomposisi dari pada
senyawa yang diperoleh dari bahanbahan mineral.
Banyak ahli kimia pada masa itu hanya
menjelaskan perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik dalam hal bahwa senyawa
organik harus mempunyai energi vital (vital force) sebagai hasil dari keaslian
mereka dalam tubuh makhluk hidup. Salah satu akibat dari energi vital ini
adalah para ahli kimia percaya bahwa senyawa organik tidak dapat dibuat maupun
dimanipulasi di laboratorium sebagaimana yang dapat dilakukan terhadap senyawa
anorganik. Teori vitalitas ini kemudian mengalami perubahan ketika Michael
Chevreul (1816) menemukan sabun sebagai hasil reaksi antara basa dengan lemak
hewani. Lemak hewani dapat dipisahkan dalam beberapa senyawa organik murni yang
disebut dengan asam lemak. Untuk pertama kalinya satu senyawa organik (lemak)
diubah menjadi senyawa lain (asam lemak dan gliserin) tanpa intervensi dari
energi vital.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang medasari penulisan
makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian gugus fungsi?
2. Apa saja gugus fungsi yang termasuk dalam senyawa
organik?
3. Reaksi apa sajakah yang dapat terjadi pada
senyawa organik?
4. Apa saja produk-produk petanian yang diolah dengan proses organik?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini
bertujuan :
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian gugus fungsi
organik.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan gugus fungsi organik,
struktur kimia, dan
contohnya.
3. Mahasiwa mampu menjelaskan reaksi yang dapat
terjadi pada senyawa organik.
4. Mahasiswa mengetahui produk-produk pertanian
organik yang telah beredar di
pasaran
serta menyebtkan keunggulannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gugus Fungsi
Kimia organik adalah studi ilmiah
mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik.
Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung
unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang. Sedangkan
yang dimaksud dengan gugus fungsional adalah konfigurasi spesifik atom-atom
yang umumnya berikatan dengan kerangka karbon molekul organik dan umumya
terlibat dalam reaksi kimiawi.
Persenyawaan dengan gugus fungsional yang sama akan mempunyai sifat
kimia yang sama.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak
menjumpai senyawa, baik senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik
sangat banyak jenisnya, sehingga perlu adanya penggolongan senyawa organik.
Penggolongan senyawa organik didasarkan pada jenis gugus fungsi yang dimiliki
oleh suatu senyawa. Gugus fungsi akan menentukan kereaktifan kimia dalam
molekul. Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia
yang sama.
1. Alkana dan Alkil
Alkana termasuk senyawa alifatik jenuh karena tidak
memiliki ikatan rangkap. Rumus alkana : CnH2n + 2. Rumus alkil : CnH2n + 1
Sumber senyawa alkana : minyak bumi, batubara, gas
alam. Sifat fisik alkana yaitu non polar ketika terjadi tarik-menarik antar molekul
lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik (non polar) dan
sedikit polar. Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm :
Adapun bau khas alkana ditentukan oleh pajang rantai
alkana, yaitu :
C1 – C4 = gas (tidak berbau)
C5 – C17 = cair (berbau bensin)
C18 – dst = padat (tidak berbau)
Perlu diketahui bahwa titik didih senyawa rantai
lurus > titik didih senyawa rantai bercabang. Begitupun dengan massa atom
relatifnya : Mr >> → titik didih >>.
Sedangkan sifat kimia alkana dan alkilnya antara
lain :
- Kurang reaktif dibanding senyawa organik yang
memiliki gugus fungsi.
- Tidak bereaksi dengan asam (stabil)
- Dapat bereaksi dengan halogen. Contoh : CH4 :
metana, CH3 : metil, C2H6 : etana, dan C2H5 : etil.
2. Alkena (
CnH2n )
Alkena adalah termasuk senyawa alifatik jenuh karena
memiliki ikatan rangkap. Ikatan rangkao yang dimiliki alkena yaeitu rangkap 2.
Gugus fungsi alkena dapat digambarkan sebagai – C = C –.
Tatanama
alkena :
a.
Nama alkena yang
mengandung satu ikatan rangkap mempunyai nama dari alkana yang sesuai dengan
mengganti ankhiran –ana menjadi –ena
b.
Bila terdapat
dua atau lebih ikatan rangkap namanya menjadi alkadiena, alkatriena dan
sebagainya.
c.
Tempat ikatan
rangkap dinyatakan dengan nomor atom karbon yang mendahului sesuai dengan
alkana.
Contoh alkena :
CH2 =CH – CH2 – CH3 : 1-butena
3. Alkuna (
CnH2n )
Alkena termasuk ke dalam senyawa alifatik tak jenuh
karena memiliki ikatan rangkap. Ikatan rangkap yang dimiliki alkuna yaitu
ikatan rangkap 3. Gugus fungsi alkuna daat digambarkan sebagai : – C ≡ C –.
Tatanama
a. Sama dengan tatanama pada alkena, akhiran –ena
digati –una.
b. Aturan selanjutnya sama dengan aturan pada
alkuna, yag perlu diingat bahwa pada alkuna memiliki ikatan rangkap 3.
Contoh :
CH3 – CH2 – C ≡ C – CH3 : 2 pentuna
4. Alkohol (
CnH2n + 1 OH )
a. Sifat Alkohol
Sifat fisis pada alkohol mempunyai titik
cair dan titik didih yang relatif tinggi. Pada suhu kamar, alkohol suku rendah
berbentuk cairan yang bersifat cair, suku sedang berupa cairan kental,
sedangkan suku tinggi berbentuk padatan. Sifat kimia pada gugus OH merupakan
gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis
reaksi. Reaksi dengan logam aktif misalnya logam natrium dan kalium membentuk
alkoksida dan gas hidrogen. Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas
karbondioksida dan uap air. Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat
akan mengalami dehidrasi (melepas molekul air) membentuk eter atau alkena.
Alkohol primer bisa dioksidasi baik
menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi.
Oksidasi parsial alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang
berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah
terbentuk. Oksidasi alkohol sempurna akan menjadi asam karboksilat. Alkohol
sekunder dioksidasi menjadi keton. Jika dilihat kembali tahap kedua reaksi
alkohol primer, akan terlihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang disisipkan
antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan
asam karboksilat. Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini,
sehingga reaksi berlangsung lebih cepat. Jika diperhatikan dengan apa yang
terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, akan terlihat bahwa agen
pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari
atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom
hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut. Reaksi antara alkohol dengan
logam natrium menghasilkan gas hidrogen. Reaksi ini dapat digunakan untuk
menentukan senyawa dengan rumus umum CnH2n+2O termasuk alkohol atau eter.
Berdasarkan letak ikatan –OH pada atom C, alkohol
dibedakan menjadi :
- Alkohol primer : gugus –OH terikat pada atom C
primer
- Alkohol sekunder : gugus –OH terikat pada atom C
sekunder
- Alkohol tersier : gugus –OH terikat pada atom C
tersier
b. Tatanama
Alkohol dapat dipandang sebagai turunan alkana,
dimana satu atom H dari alkana diganti dengan gugus hidroksil ( OH ). Sehingga
nama alkohol diambil dari alkana dimana akhiran –a diganti dengan akhiran –ol,
sedangkan letak gugus OH terikat dinyatakan dengan angka. Atau diambil nama
radikal alkil + alkohol.
Contoh :
CH3 – CH2 – CH2 – OH : 1 propanol = propil alkohol
c. Sifat-sifat fisik alkohol
1) Cairan
encer, mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan.
2)
Alkohol mempunyai titik didih tinggi dibanding alkana yang jumlah atom C
sama, karena antar molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen.
d. Kegunaan Alkohol
1) Etanol
didapatkan pada minuman keras, dalam jumlah kecil menyebabkan pembuluh darah
dan tekanan darah menurun. Dalam jumlah besar menyebabkan keracunan, merusak
hati dan menyebabkan kematian.
2) Etanol
digunakan sebagai pelarut yang baik.
3)
Gasohol adalah campuran etanol dengan gasolin dipakai untuk bahan bakar.
4)
Spiritus adalah campuran metanol + etanol + zat warna metilen blue.
5) Etanol
70% dipakai untuk desinfektan.
6)
Metanol dikenal sebagai alkohol kayu, merupakan racun dapat menyebabkan
kebutaan, kehilangan kontrol dan menimbulkan kematian.
7)
Metanol juga sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar pembuatan
formaldehid.
5. Eter ( R – O
– R’)
a. Tatanama
Nama eter, mula-mula disebutkan dulu nama alkil
pertama kemudian alkil kedua diikuti kata eter. Alkil pertama adalah huruf
awalnya terletak lebih depan dalam urutan abjad. Eter dapat dipandang sebagai
turunan alkana dimana sebuah atom H-nya diganti dengan gugus alkoksi : CnH2n+1
O. Sehingga nama eter mula-mula disebutkan dulu nama alkoksi, alkil yang lain
disebutkan senama alkana yang bersangkutan.
Contoh :
CH3 – O – CH3 : dimetil eter = metoksi metana
CH3 – CH2 – O – CH3 : etil metil eter = metoksi
etana
CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 : dietil eter = etoksi
etana
b.
Perbedaan antara alkohol dan alkoksi alkana / eter
ALKOHOL
- dapat bereaksi dengan logam alkali
- dapat dioksidasi menjadi aldehid/keton
- dapat bereaksi dengan PCl5 atau PCl3 membebaskan
HCl
- titik didih relatif tinggi karena adanya ikatan
hidrogen
ALKOKSI ALKANA / ETER
- tidak dapat bereaksi dengan logam alkali
- tidak dapat dioksidasi
- dapat bereaksi dengan PCl5 jika dipanaskan tapi
tidak membebaskan HCl
- titik didih relatif rendah
c.
Kegunaan eter
Dalam kehidupan sehari-hari, eter sering digunakan
sebagai pelarut zat-zat organik dan dalam dunia medis berfungsi untuk obat
bius.
6. Alkanal
(–C=OH)
a. Tatanama
Nama alkanal (aldehid) berasal dari nama alkana yang
bersangkutan dengan mengganti akhiran –ana dengan –al.
Contoh :
( pentanal (IUPAC) = valeraldehida (Trivial) )
( butanal (IUPAC) = butiraldehida (Trivial) )
Isomer pada alkanol bisa disebabkan perbedaan posisi
gugus fungsi (isomer posisi) dan pada rantai karbonnya.
b. Kegunaan
a. Larutan
40% formaldehid disebut formalin digunakan untuk pengawet preparat anatomi.
Formaldehid bersifat mengubah protein menjadi zat yang kenyal dan padat.
b.
Formaldehid dengan fenol berpolimerisasi membentuk plastik.
c.
Formaldehid untuk pembuatan lem kayu.
d.
Asetaldehid adalah bahan baku DDT
7. Alkanon
(–C=O)
a. Tatanama
Nama alkanon (keton) berasal dari alkana yang
bersangkutan dengan mengganti akhiran –ana dengan akhiran –anon.
Contoh :
( 4-metil, 2-pentanon )
Isomer pada alkanon terjadi karena perbedaan posisi
gugus karbonil dan rantai karbonnya, juga dijumpai isomer fungsional dengan
aldehida.
b. Kegunaan
1) Bahan
yang penting bagi berbagai sintesis
2) Bahan
pembuatan kosmetik (cat kuku, parfum, dsb)
3) Bahan
dasar pembuatan kloroform, iodoform
c. Perbedaan aldehida dan keton
ALDEHIDA
a. Bereaksi
dengan reagen Fehling menghasilkan endapan merah bata, Cu2O.
b. Bereaksi
dengan reagen Tollens menghasilkan cermin perak, Ag.
c. Bereaksi
dengan reagen Benedict menghasilkan endapan merah bata, Cu2O.
d. Dioksidasi
menjadi asam karboksilat.
KETON
a. Tidak
bereaksi dengan reagen Fehling.
b. Tidak
bereaksi dengan reagen Tollens.
c. Tidak
bereaksi dengan reagen Benedict.
d. Sukar
dioksidasi.
8. Asam Alkanoat
/ Karboksilat (–COOH)
a. Tatanama
1)
Asam karboksilat alifatik diberi nama mengikuti nama alkana dengan
jumlah atom C yang sama dengan mengganti akhiran –ana menjadi –anoat.
2)
Atom C pada gugus –COOH selalu diberi nomor satu.
3)
Nama trivial (biasa) asam karboksilat seringkali diturunkan dari nama
seumbernya. Untuk menyebutkan letak substitusinya atom-atom karbon diberi tanda
α, β, γ, dan seterusnya.
4)
Atom C alfa adalah atom C yang terletak langsung dibelakang gugus –COOH.
b.
Sifat-sifat
Berupa zat cair tidak berwarna, berbau merangsang
dan jika terkena kulit akan melepuh.
Karena mengandung gugus aldehid, asam format dapat
bereaksi dengan reagen Tollens maupun Fehling
Mudah dioksidasi membentuk gas CO2 dan H2O.
9. Ester
(–COO–R)
Ester adalah hsil reaksi asam karboksilat dan
alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi.
a. Tatanama
Nama ester diawali dengan nama alkil dari alkohol
diikuti nama asam asalnya (alkil alkanoat).
Contoh :
: Etil etanoat (IUPAC) = Etil asetat (Trivial)
: Metil propanoat (IUPAC) = Metil propionat
(Trivial)
: Etil butanoat (IUPAC) = Etil butirat (Trivial)
b. Sifat Ester
1) Banyak ester dari alkohol suku rendah dengan asam
karboksilat suku rendahnya berbau jharum / buah sehingga digunakan sebagai
essence dan parfum.
2) Lebih mudah menguap dibandingkan alkohol dan
asamnya, sedikit larut dalam air.
3) Ester bereaksi dengan air (hidrolisis).
+ R – OH → + H2O
Hidrolisis ester kebalikan dari esterifikasi.
10. Haloalkana (
R – X )
Halogen alkana adalah turunan alkana yang sama atom
H-nya diganti gugus halogen (Cl, Br, I).
a. Tatanama
1)
Gugus halogen disebut terlebih dahulu sebelum gugus (cabang) yang lain.
2)
Sedangkan aturan yang lain sama dengan alkana.
b. Kegunaan
1)
Kloroform (CHCl3) : sebagai obat bius lokal tetapi sangat beracun
2)
Tetra klor metana (CCl) :
3)
Sebagai pelarut
4)
Pembersih minyak dan lemak
5)
Bahan pemadam kebakaran
6)
Monoklor etana (CH3CH2Cl) : obat bius local
2.2. Reaksi-reaksi Senyawa Organik
Sifat dan Kegunaan Senyawa Organik
Berdasarkan panjang rantaaia dan gugus fungi yang
dimiliki masing-masing senyawa kaarbon, banyak reaksi yangdapat terjadi pada
atom karbon. Reaksi-reaksi yang terjadi pada atom karbon antara lain yaitu :
1. Reaksi
Substitusi : Penggantian gugus atau atom yang terikat pada atom karbon.
Reaksi pertukaran gugus fungsi terjadi saat atom
atau gugus atom dari suatu senyawa karbon digantikan oleh atom atau gugus atom
lain dari senyawa yang lain. Misalnya reaksi alkana dengan Cl2 dengan adanya
radiasi ultraviolet menghasilkan alkil klorida. Satu atom Cl dari Cl2
menggantikan posisi H pada alkana, dan dua produk baru terbentuk.
2.3. Produk-produk
Pertanian Organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian
yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan
pabrik. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Berikut ini merupakan contoh-contoh
produk pertanian organik :
1. Pupuk Organik
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk
hijau, pupuk
kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,
bagas tebu, dan
sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahan
pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk
pembusukan dari
limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh
fungi, aktinomiset, dan
cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan
tanaman hijau maupun
hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan
tunggul akar setelah
bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai
pakan ternak. Sebagai
contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman,
kacang-kacangan, dan
tanaman paku air Azolla. Pupuk
kandang merupakan kotoran ternak.
Limbah ternak merupakan limbah dari
rumah potong berupa tulang-tulang,darah, dan sebagainya. Limbah industri yang
menggunakan bahan
pertanian merupakan limbah berasal dari limbah
pabrik gula, limbah
pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah
bumbu masak, dan
sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos
berupa sampah kota
yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari
bahan-bahan yang tidak
dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan
kertas.
2. Sayuran
Organik
Tanaman organik dapat dihasilkan melalui penanaman
tanpa bahan kimia tetapi dengan menggunakan bahan organik yang ada di
lingkungan sekitar. Penggunaan bahan organic diantaranya pemupukan dengan
menggunakan kompos, pupuk kandang, guano dan pupuk hijau yang berasal dari
tanaman orok-orok, kacangkacangan, turi serta gamal. Pada umumnya semua tanaman
dapat dapat diusahakan secara organik. Hanya saja ada tanaman yang peka
terhadap hama dan penyakit sehingga perlu pemeliharaan yang intensif. Dalam
skala agribisbisnis, pemilihan jenis tanaman harus mempertimbangkan permintaan
pasar atau jenis yang dilakukan di pasar. Jenis sayuran yang laku di pasaran
misalnya bawang merah, wortel, selada, cabai dan tomat. Keunggulan tanaman atau
sayuran organic dibandingkan dengan non organic adalah produk yang dihasilkan
rasanya lebih manis dan harganya relative lebih mahal. Sayuran yang telah
diproduksi secara organik antara lain :
a. Horenso
Horenso (Spinacia oleraceae L.) atau yang lebih
dikenal dengan sebutan
bayam jepang termasuk dalam famili Chenopodiaceae.
Spesies ini kemungkinan berasal dari Iran Utara, Afganistan dan
Turkmenistanmerupakan sayuran penting di daerah temperate. Di Asia, horenso
lebih sering dikonsumsi setelah dimasak sebentar, sedangkan di Eropa horenso
sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk makanan beku. Di Indonesia, sentra
penanaman horenso terbatas pada daerah dataran tinggi di Pulau Jawa dan dijual
atau diekspor pada pembeli yang biasanya berasal dari Jepang, Korea dan Taiwan.
b. Tomat
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk
tanaman setahun (annual) yang berarti umur tanaman ini hanya untuk satu kali
periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa
mencapai 2 meter. Tomat memiliki batang berwarna hijau yang cukup kuat,
biasanya berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan batangnya
ditumbuhi banyak rambut halus terutama di bagian yang berwarna hijau.
c. Sawi
Tanaman sawi yang dimasak sebagai pelengkap makanan
pokok memiliki banyak manfaat yang diantaranya untuk menghilangkan rasa gatal
di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih
darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
3. Biopestisida
Tingkat ketergantungan pertanian Indonesia terhadap
pestisida kimia akan membawa dampak negatif pada upaya ekspansi komoditas
pertanian ke pasar bebas, yang seringkali menghendaki produk bermutu dengan
tingkat penggunaan pestisida yang rendah. Dengan demikian secara
berangsur-angsur harus segera diupayakan pengurangan penggunaan pestisida kimia
buatan pabrik dan mulai beralih kepada jenis-jenis pestisida hayati yang aman
bagi lingkungan.Biopestisida merupakan pestisida yang bersumber pada
bahan-bahan alami seperti tumbuhan, hewan, dan mikroba; pada umumnya mudah
terurai dan spesifik sehingga lebih aman dan tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan.
4. Biofungisida
Salah satu jenis biopestisida adalah biofungisida,
yaitu: ”fungisida antijamur patogen yang menyerang berbagai penyakit tanaman
yang mampu mengendalikan serangan penyakit tanaman akibat jamur patogen”.
Kebijakan global pembatasan penggunaan bahan aktif kimiawi pada proses produksi
pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian Indonesia yang
tingkat ketergantungan petaninya pada pestisida kimiawi masih tinggi.
Ketergantungan tersebut akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia
di pasar bebas.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah mengenai kimia organik
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Gugus fungsi
yang terasuk ke dalam golongan senyawa alifatik antara lain alkana, alkena dan,
alkuna.
2.
Senyawa turunan
alkana antara lain yaitu alkohol, eter, aldehid, keton, ester, asam
karboksilat, dan alkil halida.
3.
Reaksi-reaksi
yang terjadi pada senyawa organik antara lain reaksi substitusi, reaksi adisi,
dan reaksi eliminasi.
4.
Produk-produk
pertanian organik dapat berupa pupukm organik, sayuran organik, biopestisida,
dan biofungisida.
5.
Sayuran yang
telah dibudidayakan secara organik seperti bayam jepang, sawi dan tomat
memiliki manfaat yang jauh lebih baik bagi tubuh.
No comments:
Post a Comment