Thursday 28 January 2021

Jenis Jenis Sumber Daya Alam

 Jenis Jenis Sumber Daya Alam

Jenis Jenis Sumber Daya Udara

a) Sumber Daya Energi Surya



    Sumber daya surya yang dipancarkan matahari ke bumi melalui udara sebanyak setengah per 1 milyar bagian dari seluruh energi matahari. Sumber daya tersebut mengandung energi ± 173 triliun kilowatt. Pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bentuk energi panas dan listrik melalui konversi oleh sistem fotovoltaik (listrik tenaga surya).

    Pemanfaatan energi panas surya dengan cara mengkonversikan radiasi surya dalam bentuk energi panas melalui kolektor penyerapan panas, kemudian dapat dimanfaatkan langsung untuk pemanasan ruangan, pengeringan, pemanasan air untuk keperluan rumah tangga, atau industri.

    Manfaat lain dari energi surya adalah untuk deselinasi dan peleburan material dengan panas, dengan cara mengonsentrasikan atau memfokuskan sinar matahari dibantu dengan alat optik atau penggunaan pembangkit energi melalui proses thermo-elektrik. Selain itu, energi surya juga dapat dimanfaatkan sebagai proses penyejuk udara (air conditioning).

    Sistem listrik yang bersumber dari tenaga surya dapat bersifat “desentralisasi”, sehingga tidak memerlukan sistem atau jaringan berskala besar. Dengan kondisi geografis Indonesia, sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk daerah-daerah terpencil yang sulit atau tidak mungkin dijangkau dengan jaringan PLN, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dapat merasakan pembangunan sebagaimana halnya masyarakat perkotaan, seperti penerangan listrik, pompa air, komunikasi (radio dan TV), dan sebagainya.

b) Sumber Daya Energi Angin 

 


    Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski demikian, harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah dikelola. Di samping itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di negeri Belanda.

    Di negara-negara Eropa, pemanfaatan sumber energi yang dapat diperbaharui diperkirakan bakal mencapai 8% dari permintaan energi di tahun 2005. Energi angin menjadi salah satu alternatif yang banyak dipilih dan sekaligus berfungsi mengurangi emisi gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh perangkat sumber energi sebelumnya. Tujuh tahun belakangan ini, kapasitas energi angin terpasang di Eropa melonjak hingga 40% per tahun dan saat ini kapasitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 5 juta kepala keluarga. Industri energi tenaga angin diperkirakan bakal memiliki kapasitas 40.000 MW (mega Watt) yang dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk 50 juta kepala keluarga pada tahun 2010.

    Industri ini juga menyerap lumayan banyak tenaga kerja, sehingga potensial untuk mengurangi angka pengangguran. Sebagai contoh di Denmark saja, sekitar 8.500 orang tertampung dalam bidang industri energi angin, dan 4000 peluang kerja di luar Denmark tercipta dari bisnis ini. Jumlah pekerja yang terlibat dalam industri energi angin di Eropa diperhitungkan mencapai lebih dari 20.000 orang.

    Untuk menangkap energi angin digunakan sayap atau “baling-baling”, sehingga energi angin dapat diperoleh menjadi tenaga penggerak yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan atau sumber energi lain, seperti generator listrik. Secara geografis Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang berada pada kondisi angin yang kurang menguntungkan (daerah wind-still), namun di beberapa daerah seperti Maumere, Palu, dan Waingapu memiliki potensi sumber daya angin yang cukup potensial.

Jenis Jenis Sumber Daya Tanah

a) Tanah dengan Bahan Induk Vulkanik

    Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan  bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur. Oleh karena itu, banyak daerah pertanian di usahakan di daerah vulkanis.

Tanah Vulkanik terdiri dari beberapa jenis yaitu :

–          Regosol.

    Tanah regosol memiliki ciri-ciri seperti berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning, dan memiliki kadar bahan organik yang rendah. Tanah regosol banyak terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Tanah regosol cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan.

–          Latosol.

    Tanah latosol bercirikan warna merah hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah latosol banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa, Bali, Minahasa, dan Papua. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan.

b) Tanah Aluvium.

    Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di daerah-daerah dataran rendah. Tanah aluvium bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur. Tanah aluvium terdapat di Sumatra sebelah timur, Jawa bagian utara, Kalimantan sebelah barat dan selatan, serta Papua sebelah utara dan selatan. Tanah aluvium cocok bagi tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa dan buah-buahan.

d) Tanah dengan Bahan Induk Bukan Vulkanik ( Tanah Tertier )

      


    Bahan induk dari tanah ini bukan hasil aktivitas atau letusan gunung berapi. Jika kita memperhatikan peta sebaran tanah di Indonesia, sebaran tanah yang berbahan induk bukan vulkanik terletak di daerah berikut.

1. Sebelah timur dari rangkaian pegunungan di Sumatra (Pegunungan Bukit Barisan), Kepulauan Riau, Bangka, Belitung, dan lain-lain.

2. Bagian utara Jawa Timur (sebelah utara Pegunungan Kendeng) dan Madura.

3. Bagian kecil dari Bali dan Nusa Tenggara Timur (Sumba, Timor).

4. Sebagian besar wilayah Sulawesi.

5. Kalimantan dan sebagian besar Papua.

6. Sebagian besar Maluku.

e) Tanah Organaik

 




Tanah organic terdiri dari Tanah Humus dan Tanah Gambut :

- Tanah Humus    

                                                

Tanah Humus terbentuk dari hasil pembusukan bahan bahan organic. Ciri ciri tanah ini adalahberwarna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organic, sangt subur. Manfaatnya sebagi lahan pertanian Persebaran tanah ini adalah di Lampung, Jawa Tengah Bagian Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara.

- Tanah Gambut



   Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organic di daerah yang selalu tergenang air (rawa rawa).Tanah ini bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingg tidak subur. Manfaatnya  untuk pertanian pasang surut.Persebarannya di Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, dan Pantai Selatan.

f) Tanah Litosol (tanah berbatu-batu)



Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar

Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi

Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan

Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera

Jenis Jenis Sumber Daya Air

a) Air Laut

 


Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah.

b) Air Sungai

 


Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).

c) Air Danau

 


Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang yterakumulasi di suatu tempat yamg cukup luas.

d) Air Hujan

Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup berat, kemudian menjadi awan, kemudian berpindah lokasi, dan akhirnya menurunkan Hujan.

e) Air Terjun

Air terjun adalah formasi geologi dari aru air yang mengalir melalui suatu formasi yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Air tejun dapat berupa batun yang biasa digunakan di taman. Beberapa air terjunterbentuk di lingkungan pegunungan dimana erosi kerap terjadi.

Jenis Jenis Sumber Daya Hutan


a) Flora
Flora dari bahasa latin, alam tumbuhan/ natabah adalah khazanah segala macam jenis tanaman/ tumbuhan.
 


b) Fauna
Fauna, dari bahasa latin adalah khazanah segala macam jenis hewan.
 


Jenis Jenis Sumber Daya Tambang

a) Minyak Bumi dan Gas



Minyak bumi dan gas merupakan sumber energy utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan industry, transportasi, dan rumah tangga.

b) Batu Bara



    Batu bara adalah batuan sedimen yang berbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap sellama jutaan tahun yang lalu.

c) Bauksit

Bauksit adalah sumber biji utama untuk menghasilkan alumuniun.

d) Pasir besi

     Pasir besi adalah sejenis pasir dengan konsentrasi besi yang singfikan.

e) Emas



    Emas adalah unsur kimia dalam table periodic dan merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa.

f) Timah

    Timah merupakan logamm putih keperakan.

g) Tembaga



     Tembaga merupakan logam kemerahan dengan struktur Kristal kubus.

h) Nikel



    Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan padan industry logam.

i) Mangan



Magan  adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan yang terdapat dalam 8 bentuk oksida.

j) Aspal



Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat, berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis.

k) Belerang

Belerang merupakan salah satu unsur kimia dalam table periodic mempunyai lambing “S”  dan juga nomor Atom 16.

l) Marmer

Marmer adalah batuan Kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit.

m) Yodium


Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektro positif.

Jenis Jenis Potensi dan Pesebaran Sumber Daya laut


a) Perikanan

 


Salah satu potensi sumber daya laut yang telah lama dimanfaatkan penduduk adalah sumber daya perikanan. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari sebesar 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan ikan untuk melakukan regenerasi sehingga jumlah ikan yang ditangkap tidak akan mengurangi populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan ialah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Kenyataannya, jumlah tangkapan ikan di Indonesia mencapai 5,4 juta ton per tahun. Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan, yaitu sebesar 720.000 ton per tahun.


Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya, tampak adanya perbedaan secara umum antara Indonesia bagian Barat dan Timur. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan pelagis kecil. Kondisi yang agak berbeda terdapat di kawasan Indonesia Timur yang kedalaman lautnya mencapai 4.000 m. Di kawasan Indonesia Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti tuna dan cakalang.

         Selain ikan tangkap (ikan yang tersedia di lautan), penduduk Indonesia juga melakukan budi daya ikan di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak penduduk yang mengembangkan usaha tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan adalah ikan bandeng dan udang.

 

Usaha budi daya ikan di daerah pesisir

Kekayaan laut Indonesia juga berada di wilayah pesisir berupa hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang. Indonesia memiliki 13.466 pulau sehingga garis pantainya sangat panjang.





` b) Hutan Mangrove



Hutan mangrove atau lebih dikenal masyarakat sebagai hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surut air laut. Pada saat air pasang, hutan mangrove tergenang oleh air laut dan pada saat surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut. Biasanya hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, maupun laguna. Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove tahan terhadap garam yang terkandung dalam air laut.


Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat atau tempat hidup binatang laut untuk berlindung, mencari makan, atau berkembang biak. Fungsi ekologis lainnya dari hutan mangrove adalah melindungi pantai dari abrasi air laut.


Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomi dari kayu dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Penduduk biasanya memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar dan bahan pembuat arang.

No comments:

Post a Comment